Tahu Kenapa Anda Kalah Bersaing dengan Lulusan S-2?

Kompas.com - 03/02/2016, 10:21 WIB
Adhis Anggiany Putri S

Penulis


KOMPAS.com – Bayangkan, perusahaan Anda sedang membutuhkan seorang manajer untuk memimpin proyek-proyek penting berharga miliaran. Untuk itu, Anda berniat mempromosikan salah satu karyawan berpengalaman di kantor.

Ada dua orang kandidat yang masuk pertimbangan Anda karena memiliki prestasi memuaskan. Satu orang adalah lulusan S-1, sementara satu lainnya sudah mengantongi ijazah S-2. Siapa yang Anda pilih?

Kemungkinan besar Anda akan memilih kandidat bergelar magister. Bukan hal aneh memang, keputusan ini juga mungkin diambil kebanyakan perusahaan ketika dihadapkan pada posisi sama.

Mengapa? Jabatan selevel manajer ke atas tentu memiliki tanggung jawab yang jauh lebih besar. Perusahaan mau tak mau jadi lebih selektif menentukan kualifikasi kandidatnya, termasuk latar belakang pendidikan. Lulusan S-2 diyakini memiliki kemampuan analisis lebih tajam dan pengetahuan lebih kaya ketimbang lulusan S-1.

"Menjadi seorang pimpinan perusahaan itu berarti harus mampu memutuskan kebijakan penting di perusahaan," kata Head of Graduate Program in Information System Management Binus, Harisno, Jumat (22/1/2015) di Kampus Anggrek, Jakarta.

Menurutnya, pembelajaran di tingkat S-2 jauh berbeda dengan S-1 yang berfokus pada teori. Mahasiswa S-2 lebih banyak diberi latihan untuk mempertajam kemampuan analisis. Di kelas, mereka disuguhkan beragam kasus menarik dan pengetahuan baru yang tak melulu bisa diperolah saat bekerja.

"Tiap mata kuliah itu kami berikan studi kasus. Dibicarakan di kelas, dipimpin dosen, didiskusikan dan dicari the best alternative solution. Pengalaman ini kemudian bisa dibawa (mahasiswa S-2) ke kantor masing-masing untuk diaplikasikan," tutur Harisno.

Sebagai contoh, lanjut dia, mahasiswa diajak mengupas rancangan bisnis sebuah perusahaan dari beragam sajian data. Dari semua data itu, mahasiswa melakukan analisis potensi pasar, jumlah produksi, dan waktu distribusi. Latihan ini penting agar mereka mampu mengambil keputusan berdasarkan data nyata.

"(Keputusan harus diambil) berdasarkan analisis data supaya tidak salah langkah," tutur Harisno.

Kemampuan memimpin seseorang, menurutnya, terlihat jelas dari kebijakan-kebijakan yang diambil saat mengepalai proyek dalam skala besar atau kecil.

Melek teknologi

Kompetensi lain yang penting dimiliki untuk mengisi posisi penting perusahaan adalah kemampuan melihat peluang dan mengembangkan bisnis secara digital. Di program Magister Sistem Informasi (MMSI) Binus, misalnya, mahasiswa diberikan kemampuan "technopreneur" sehingga mereka mampu merancang bisnis berbasis teknologi.

"Jadi setelah Anda sudah tahu bisnis prosesnya seperti apa, tinggal bagaimana Sistem Informasi berperan dalam bisnis model yang sudah ada untuk memenangkan persaingan," ujar Harisno.

Namun, lain cerita jika Anda mantap meniti karir di dunia teknologi ketimbang bisnis. Berarti melanjutkan studi S-2 ke Teknik Informatika patut dipertimbangkan demi meningkatkan karir Anda.

"(Nantinya) dia akan menjadi apa? Salah satunya menjadi Project Manager," ucap Head of Graduate Program Information Tehnology Binus, Suharjito, Jumat (22/1/2015).

Halaman:


Terkini Lainnya

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau