Warga Bogor, Jawa Barat itu membawa dua anak dan seorang kepononakannya datang ke Museum Pusat Peragaan IPTEK, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Rabu (9/3/2016).
"Ini kan peristiwa langka. Anak harus belajar soal peristiwa alam seperti ini supaya punya wawasan," ujar Reni.
Zalfa (10), sang anak, mengaku gembira diajak sang ibunda datang ke museum untuk melihat gerhana matahari melalui kacamata atau teleskop.
Bocah yang masih duduk di Kelas 4 SD itu mengaku penasaran seperti apa penampakan gerhana matahari total yang hanya terjadi setiap 33 tahun sekali tersebut.
"Soalnya di sekolah datang guru tamu. Dia jelasin soal gerhana matahari. Sekarang bisa lihat langsung," ujar dia.
Zalfa dan sang adik, Mouza (9) sempat 'ngambek' karena telat datang ke museum. Alhasil, dia tidak melihat fase puncak gerhana.
"Untungnya sampai di sini masih kelihatan (bulan) nutup matahari," ujar Zalfa.
Di Museum PP IPTEK, panitia menyediakan empat teleskop dan 40 kacamata khusus untuk melihat penampakan gerhana matahari.
Di Jakarta sendiri, gerhana matahari tidak 100 persen. Penampakan fase bulan menutupi matahari hanya 88 persen saja.
Fase gerhana matahari total di Ibu Kota terjadi dari pukul 06.30 WIB sampai 08.30 WIB. Adapun, rentang waktu puncak gerhana hanya terjadi sekitar dua menit saja. Beruntung cuaca di Jakarta terbilang cerah sehingga fase gerhana terlihat jelas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.