Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuliah di Selandia Baru dan Boyong Keluarga? Ini yang Perlu Diperhatikan!

Kompas.com - 19/05/2016, 18:44 WIB
Irfan Maullana

Penulis


KOMPAS.com - Ada beberapa hal perlu Anda perhatikan jika ingin bekerja atau sambil melanjutkan studi ke Selandia Baru tetapi ingin tetap memboyong keluarga. Ini penting, terutama mereka yang punya anak di usia sekolah dasar.

"Di sini wajib belajar itu artinya itu tidak ada anak yang tidak sekolah, semua harus sekolah," kata Mohamad Dian Revindo membuka perbincangan dengan Kompas.com di Christchurch, Selandia Baru, pekan lalu.

Menurut warga negara Indonesia yang sudah menetap di Selandia Baru selama tiga tahun itu, pemilihan sekolah dasar di sana diatur berdasarkan rayon.

"Di sini sekolah sistemnya per rayon. Jadi, sekolah SD yang paling dekat dari rumah itu apa. Kalau mau ambil yang lebih jauh sedikit tidak masalah, asalkan jelas alasannya. Soal kualitas sama saja, karena mereka benar-benar dikontrol," ujar pria yang berkuliah dan nyambi sebagai asisten dosen di Lincoln University itu.

Namun, lanjut Revindo, anak di bawah usia tiga tahun sejak awal sebaiknya dibuatkan visa pelajar. Ini penting agar saat usianya sudah memenuhi syarat bersekolah, si orangtua bersangkutan tidak perlu repot mengubah visa sang anak.

"Triknya adalah, kalau anak itu di bawah lima tahun, dari Indonesia si anak sudah pegang visa pelajar karena di sini untuk dapat fasilitas khusus diperlakukan sama sebagai warga negara," kata Revindo.

Revindo mengatakan, tak ada biaya uang masuk untuk sekolah dasar di Selandia Baru.

"Begitu usia lima tahun, masuk SD itu gratis. Tapi, ada donasi 100-120 dollar NZ per tahun. Jadi, masih terjangkau," katanya.

Jika sebelumnya sudah bersekolah di Indonesia, anak akan dikelompokkan berdasarkan usia mereka, bukan berdasarkan kelas terakhir sekolah dasar di Tanah Air.

"Jadi di Selandia Baru ini anak SD dikelompokkan berdasarkan umur, jadi umur lima tahun akan sekelompok dengan yang seusianya. Entah lebih pintar atau tertinggal itu tidak masalah," ujar Revindo.

"Di sini kalau ada anak yang sudah umur 11 tahun itu dia tetap akan dikelompokkan dengan yang sebaya. Gurunya akan tahu di mana anak ini kekurangannya, ketinggalannya di mana," sambung dia.

Sementara itu, untuk kurikulum belajarnya, Selandia Baru memiliki sistem yang jauh berbeda dengan Indonesia.

"Kurikulum untuk anak SD itu bukan gurunya yang jadi pusat interaksi, tetapi muridnya yang menjadi pusatnya," kata Revindo.

Adapun bagi Anda yang memiliki anak di usia sekolah taman kanak-kanak, ada beberapa hal penting yang juga perlu diketahui. Sementara itu, kalau anak usia di bawah tiga tahun itu masuk preschool tetap bayar karena ada tenaga profesional yang menjaga anak-anak, dan itu mahal harganya.

"Tapi, dari umur 3-5 tahun dan masih bersekolah di TK itu gratis bersekolah selama 20 jam seminggu. Kalau di Chrischurch itu lebih dari 20 jam akan dikenakan biaya 6,5 dollar NZ per jam," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com