Tahun Ini 500 Pelajar Indonesia Bersiap Kuliah ke Belanda

Kompas.com - 01/08/2016, 12:24 WIB
M Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekitar 500 pelajar Indonesia berkumpul di Erasmus Huis Jakarta, Sabtu (30/7/2016), untuk mengikuti pre-departure briefing yang diselenggarakan oleh Nuffic Neso Indonesia. Kegiatan tahunan itu untuk memberikan pembekalan dan dukungan bagi para pelajar yang akan melanjutkan studi di Belanda.

Sebanyak 80 orang alumni Belanda dan 10 orang perwakilan dari Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Belanda ikut bergabung pada acara tersebut. Mereka membagi berbagai tips studi dan tinggal di Belanda melalui sesi presentasi, kuis atau permainan berhadiah dan diskusi kelompok.

Sesi presentasi para alumni bahkan menjadi lebih menarik karena dikombinasikan dengan drama singkat yang menggambarkan keseharian di Belanda. Para penerima beasiswa StuNed yang sedang belajar di kota Maastricht, Denhaag, Wageningen, dan Groningen pun memberi dukungan dengan cara membuat video penyambutan bagi para pelajar itu. 

"Dibanding tahun-tahun sebelumnya jumlah peserta pre-departure tahun ini meningkat 70 prsen. Itu pun pendaftarannya terpaksa kami tutup karena keterbatasan tempat," ujar Indhira, ketua panitia acara.

Sebagian besar atau 50 persen peserta yang akan melanjutkan studi di Belanda itu mendapatkan beasiswa dari pemerintah Indonesia, sementara 25 persen lainnya mendapat beasiswa dari universitas atau pemerintah Belanda, sementara sisanya melanjutkan studi di Belanda dengan biaya pribadi.

"Mereka studi di Belanda untuk berbagai jenjang, mulai dari S-1, S-2 dan S-3, termasuk juga kursus singkat," kata Indhira.

Sementara dalam sambutannya, Direktur Nuffic Neso Indonesia, Mervin Bakker, mengatakan bahwa meningkatnya jumlah para pelajar Indonesia yang antusias untuk melanjutkan studi di Belanda merupakan salah satu indikator semakin eratnya hubungan antara kedua negara. Dia berharao para pelajar itu dapat bertukar pikiran dengan masyarakat di Belanda sehingga bisa menjadi duta bagi Indonesia dan sekembalinya dari Belanda.

"Yang penting, mereka dapat mengamalkan ilmunya bagi Indonesia dan menjadi duta bagi Belanda sehingga persahabatan antara kedua negara semakin harmonis," ujar Mervin.

Dukungan alumni 

Mewakili Duta Besar Belanda, Nico Schermers, dalam sambutannya mengatakan bahwa  sistem pendidikan Belanda mempunyai reputasi dunia untuk kualitasnya, keberagamannya, dan keterbukaannya terhadap dunia lain. Amsterdam sendiri merupakan rumah bagi hampir 200 kewarganegaraan berbeda.

"Pengembangan sumberdaya manusia merupakan hal yang sangat penting, karena bagi kami (Belanda) tidak ada cara yang lebih baik untuk mengembangkan suatu negara selain dengan memberikan investasi pada bidang pendidikan masyarakatnya," ujar Nico.

Sementara itu, Duta besar Indonesia untuk Belanda, I Gusti Agung Wesakapuja, juga memberikan sambutannya dari Denhaag. Melalui rekaman video beliau berpesan bahwa suasana belajar di Belanda menuntut kerja keras. Tetapi, mahasiswa yang bisa belajar di negara itu akan beruntung karena bisa mendapatkan ilmu pengetahunan yang bisa dibawa pulang.

"Saya berharap ilmu tersebut dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk bangsa dan negara Indonesia supaya lebih maju," ujar Agung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau