KOMPAS.com - Setelah tiga bulan lebih masyarakat Indonesia menjalankan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), masa transisi menuju era kenormalan baru atau New Normal di tengah pandemi corona sudah di depan mata.
New Normal merupakan perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal namun ditambah dengan menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19.
Menghadapi era new normal yang benar-benar baru dan cenderung tak pasti, membuat seseorang rentan dilanda kecemasan.
Cemas akan pekerjaan yang tak pasti, kecemasan akan tertular penyakit di lingkungan kantor atau sekolah, hingga kecemasan lain terkait pikiran tentang skenario terburuk yang mungkin terjadi dalam hidup akibat dampak Covid-19.
Seseorang yang mengalami gangguan cemas biasanya ditandai dengan jantung berdebar, nafas pendek, sulit tidur, mual, kembung, diare, sakit kepala, otot menegang dan berbagai gejala lain dari mulai ringan hingga berat.
Salah satu cara yang bisa dicoba untuk mengurangi stres dan meredakan kecemasan ialah dengan Mindfulness.
Beninglara, praktisi meditasi dan pendiri lembaga pendidikan resmi Mindfulness Indonesia, mengatakan saat kecemasan atau rasa panik muncul, lakukan latihan Mindfulness sederhana.
“Saat kecemasan atau rasa panik muncul, lakukan latihan Mindfulness sederhana yakni dengan memfokuskan perhatian terhadap nafas,” papar Bening dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (6/6/2020).
Saat memfokuskan diri pada nafas, pandu Bening, rasakan sensasi tubuh apa yang muncul dengan terbuka, tanpa memberikan penghakiman terhadap diri sendiri, orang lain maupun keadaan atau situasi.
“Jika kita memfokuskan diri pada nafas, maka pikiran yang berseliweran dan otot yang tegang akan tenang secara perlahan,” imbuhnya.
Pada saat seseorang mempraktikkan Mindfulness, ia tidak terbawa oleh perasaan maupun isi pikirannya melainkan mengamati dan menerima semua jenis emosi yang muncul.
Setelah itu, seseorang mampu merespon kondisi apapun dengan lebih bijak dan dilandasi cinta kasih atau compassion terhadap diri sendiri dan lingkungan.
Mindfulness, lanjut Bening, bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja, terutama pada saat kecemasan muncul.
“Kapanpun di manapun kita bisa mengajak pikiran dan perhatian kita untuk fokus terhadap nafas atau sensasi inderawi lainnya, sehingga pada dasarnya Mindfulness bisa dilakukan setiap saat,” ujarnya.
Mindfulness dapat dilatih dengan cara melakukan Mindfulness Meditation atau meditasi secara rutin setiap hari.
Masyarakat juga bisa menjaga dirinya agar tetap Mindful yakni dengan membatasi diri terhadap informasi yang berseliweran dan belum tentu benar.
“Pikiran kita sangat mudah terombang-ambing, apalagi dengan banyaknya arus informasi. Untuk itu, salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menjaga kesadaran kita supaya tetap Mindful adalah dengan bijak mengonsumsi informasi khususnya dari sosial media,” tutup Bening.
Selain pelatihan Mindfulness, Mindfulness Indonesia juga merupakan lembaga yang memberikan terapi penanggulangan pasien pengguna narkoba melalui pendekatan holistik di sebuah lembaga rehabilitasi narkoba non-medis di Jakarta.
https://edukasi.kompas.com/read/2020/06/06/142155671/belajar-teknik-mindfulness-redakan-cemas-menghadapi-new-normal