KOMPAS.com - Setiap anak memiliki potensi berbeda-beda, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus. Anak dengan keterbatasan fisik, psikis atau kemampuan otak yang berbeda, sejatinya memiliki potensi walau cara mengasahnya memerlukan cara yang tak biasa.
Untuk mengembangkan potensi anak berkebutuhan khusus, sekolah inklusi bisa menjadi pilihan orangtua.
Merayakan keragaman dan keunikan setiap anak menjadi salah satu aspek terpenting dalam sekolah inklusi. Namun, dalam memilih sekolah inklusi bagi anak-anak berkebutuhan khusus, orang tua perlu memperhatikan nilai-nilai utama dari sekolah inklusi itu sendiri.
Prestasi ABK, fokus pada pengembangan diri anak
Guru Pendidikan Khusus di Pendidikan Inklusi Cikal, Novia Anggraeni mengatakan, orangtua dapat melihat dan memahami terlebih dahulu nilai-nilai sekolah yang akan dipilih bagi anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus untuk mengenyam pendidikan, berdasarkan tiga hal, presensi, partisipasi, dan prestasi.
“Presensi atau kehadiran berkaitan dengan di mana tempat para murid belajar dan frekuensi kehadiran murid dalam proses pembelajaran di sekolah atau institusi pendidikan. Apakah semua murid dengan keberagaman karakteristik belajar di tempat yang sama tanpa kecuali? Apakah terdapat murid yang mengalami hambatan untuk hadir di sekolah dengan frekuensi yang cukup sering?” jelasnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.
Selain presensi, ia juga menjelaskan tentang partisipasi yang bermakna dan berkaitan dengan kualitas pengalaman murid saat proses belajar berlangsung.
“Partisipasi mengharuskan bahwa sistem pengajaran perlu untuk melibatkan pandangan dan suara dari setiap murid. Apakah kurikulum dan pendekatan yang digunakan di kelas dapat menjangkau semua murid? Apakah pendidik dan murid saling memberikan umpan balik untuk meningkatkan partisipasi belajar?," tambahnya.
Poin ketiga yang menjadi hal yang penting diketahui oleh orang tua adalah prestasi yang berkaitan dengan hasil belajar dan pengembangan diri anak.
Menurut Novia, hasil belajar dari sekolah inklusi akan berfokus pada perubahan perilaku anak sesuai dengan tujuan belajar yang ingin dicapai, dan bukan hasil tes atau ujian.
“Fokus nilai yang ketika berakar pada refleksi, apakah semua murid memiliki kesempatan yang setara untuk berprestasi sesuai dengan karakteristik mereka? Apakah semua jenis pencapaian diakui dan diapresiasi tanpa kecuali? Dan tentu prestasi di sini bukanlah hasil tes atau nilai ujian, melainkan setiap perkembangan diri dan potensi anak-anak berkebutuhan khusus,” tuturnya.
Sebagai pendidik yang berpengalaman mengikuti berbagai pertukaran dan pelatihan pendidik anak berkebutuhan khusus di Jepang (University of Hiroshima dan Shizuoka University) dan berlatar belakang pendidikan anak berkebutuhan khusus dari The University of Edinburgh, Inggris, Novia menyatakan bahwa di Sekolah Cikal dan Rumah Main Cikal, pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus Cikal mengembangkan Program Pengembangan Individu (PPI) bagi setiap anak yang merefleksikan 3 nilai sekolah inklusi.
“Di Pendidikan Inklusi Cikal, setiap anak akan memiliki Individualised Education Programme (IEP) atau program pengembangan individu bagi setiap anak berkebutuhan khusus yang merefleksikan 3 nilai sekolah inklusi yakni presensi, partisipasi, dan prestasi. Dalam sesi Three Ways Conference, pendidik menyampaikan kepada orang tua setiap empat bulan mengenai pengembangan diri setiap anak sesuai dengan capaian tujuan yang ditetapkan di awal pendidikan," tutupnya.
https://edukasi.kompas.com/read/2021/09/08/190000871/nilai-nilai-utama-sekolah-inklusi-merayakan-keunikan-setiap-anak