Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Begini Cara Mengurangi Beban Permasalahan Hidup ala Psikolog Undip

KOMPAS.com - Manusia selalu dihadapkan dengan berbagai masalah. Bisa masalah dalam pekerjaan atau dalam menjalankan studinya.

Namun mereka menyelesaikan suatu permasalahan dilakukan dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang selalu optimis tapi ada juga yang langsung pesimis jika menghadapi suatu masalah.

Respon seseorang ini dipengaruhi oleh seberapa kuat mental seseorang dalam menghadapi masalah.

Bahkan ketika menghadapi suatu masalah dan tidak menemukan solusi, seseorang bisa nekat melakukan tindakan bunuh diri.

Bunuh diri upaya mengakhiri penderitaan

Peristiwa bunuh diri ini dapat dijelaskan dari kaca mata psikologi.

Melalui IG Live @Unik_Oke, Dosen dan Psikolog Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro (Undip) Annastasia Ediati mengatakan, bunuh diri adalah upaya yang disengaja. Semua tindakan bunuh diri itu adalah tindakan yang direncana atau tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri hidup secara terencana.

"Orang yang bunuh diri itu bukan orang yang rindu kematian tetapi orang yang ingin mengakhiri penderitaan," kata Annastasia seperti dikutip dari laman Undip, Sabtu (11/12/2021)

Menurut dia, sebenarnya hal itu bisa terjadi karena pikirannya sudah dipenuhi beban. Apalagi didukung pola pikir bahwa bunuh diri itu adalah suatu opsi. Berdiskusi bisa menjadi salah satu media untuk mengurangi beban masalah. Misalnya dengan orangtua, agar tidak menyimpulkan masalah dalam pandangannya sendiri.

"Jadi penentunya adalah apakah mempunyai seseorang untuk bercerita atau teman curhat, seseorang yang bisa dimintai bantuan dan dimintai tolong, hal ini sebagai support system," ungkapnya.

Bercerita adalah cara meminta bantuan saat ada masalah 

Annastasia mengungkapkan, cara meminta bantuan ketika mengalami banyak persoalan yang pertama adalah dengan bercerita. Dia menambahkan, beban itu ada di pikiran dan perasaan. Sehingga seseorang membutuhkan solusi, jika hanya memikirkan masalah akhirnya justru overthinking.

"Permasalahan hanya berputar-putar saja dan tidak ada penyelesainnya. Sementara beban perasaan akan menghasilkan perasaan sumpek dan sesak, akan menjadi enak jika sudah lega," urai Annastasia.

Rasa lega ini disebabkan adanya teman bercerita. Saat menghadapi masalah, cara lain yang bisa dilakukan dengan cara menulis.

Menurunkan tekanan emosi bisa dengan berbagai cara

Annastasia mengungkapkan, menurunkan tekanan emosi tinggal mencari penyalurannya. Bisa dengan bercerita, lisan, tertulis atau bisa dialihkan dengan menggambar, melukis bahkan jalan-jalan.

"Setiap orang memiliki cara yang berbeda-beda tetapi banyak orang memilih bercerita karena bercerita dapat menghasilkan persepktif baru," tandasnya.

Annastasia menambahkan, dalam menghadapi permasalahan-permasalahan, perlu memelihara fighting spirit hidup dan jangan dibiarkan mati. Seseorang yang menghadapi  masalah, perlu mencari cara agar dapat menemukan support system yang lebih kuat.

"Jangan sendiri, kalau dipikir sendiri pasti akan terasa berat, cari orang lain yang dipercaya serta bantu diri sendiri untuk bertahan mencari jalan keluar, yakini yang diakhiri adalah penderitaan bukan hidup," tutup Annastasia.

https://edukasi.kompas.com/read/2021/12/12/060300071/begini-cara-mengurangi-beban-permasalahan-hidup-ala-psikolog-undip

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke