Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Webinar UII: Waspadai Kesehatan Mata, Ini Tips Turunkan Risiko CVS

KOMPAS.com - Sejak pandemi Covid-19, intensitas penggunaan alat elektronik meningkat. Apalagi alat elektronik berlayar seperti laptop, komputer, maupun smartphone.

Tentunya, penggunaan alat-alat tersebut secara berlebihan dapat menimbulkan Computer Vision Syndrome (CVS) atau Digital Eye Strain (DES) atau masalah kesehatan mata.

Dalam Webinar Pengabdian Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) pada Sabtu (19/3/2022), salah satu narasmber dr. Nia Ariasti, Sp.M., memberikan penjelasan.

Faktor pemakaian berlebih

Menurutnya, faktor yang mempengaruhi CVS adalah durasi pemakaian dan posisi yang kurang sesuai. Dulunya orang yang menderita CVS paling banyak diderita oleh pekerja kantoran.

Penelitian di Amerika Serikat oleh Vision Council mengatakan setidaknya 60 persen pria Amerika dan 65 persen perempuan menderita CVS.

"80 persen orang dewasa menggunakan gawai 2 jam per hari," ujarnya seperti dikutip dari laman UII.

Ia juga menjelaskan jika seseorang menggunakan gawai terus menerus ditambah penggunaan gawai lebih satu, maka risiko naik sebesar 75 persen lebih tinggi.

CVS sendiri merupakan keluhan atau ketidaknyamanan pada mata yang disebabkan oleh penggunaan alat dengan Visual Display Terminal (VDT).

"VDT berbahaya karena mengeluarkan radiasi infra merah dan visible spectrum of light," jelasnya.

Dikatakan, gejala VDT bisa dikenali apabila didapati gejala mulai dari:

Keluhan lainnya yang dilaporkan adalah:

  • nyeri pada bahu
  • nyeri leher
  • kaku leher
  • nyeri punggung

"Pada orang dewasa dengan usia lebih dari 45 tahun dengan presbiopi maka gejalanya lebih parah," imbuhnya.

Tak hanya menimbulkan gangguan pada mata, menurut dr. Nia, CVS juga bisa menurunkan kualitas tidur seseorang. Sinar biru yang dipancarkan oleh VDT dapat mengganggu pengaturan hormon tidur, yakni melatonin.

Terkait pengajaran daring yang diberlakukan hampir di seluruh tingkatan sekolah. Mau tak mau anak-anak dipaksa untuk menggunakan gawai lebih dari waktu yang seharusnya.

Tips turunkan risiko kena CVS

Tetapi ia berpendapat bahwa anak usia 2-5 tahun per hari sebaiknya hanya menghabiskan waktu screen time maksimal satu jam.

"Anak-anak dengan screen time lebih dari 2 jam per hari, lebih sering terkena ADHD (gangguan emosi)," imbuhnya.

Dokter Nia memberikan tips untuk menurunkan risiko untuk terkena CVS pada era pandemi ini yakni:

1. Penggunaan timer dianjurkan saat kita tengah beraktivitas menggunakan gawai.

2. Setiap 20 menit melihat gawai kita harus melihat keluar jendela objek bebas guna membuat mata rileks.

3. Hindari penggunaan gawai di bawah sinar terik matahari.

4. Seringkali saat fokus mengerjakan sesuatu seseorang akan lupa untuk mengedipkan mata.

"Mengedipkan mata akan membuat mata tidak kering dan melindungi mata dari debu," tandasnya.

https://edukasi.kompas.com/read/2022/04/04/112402671/webinar-uii-waspadai-kesehatan-mata-ini-tips-turunkan-risiko-cvs

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke