Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendidikan di Indonesia Masih Carut Marut

Kompas.com - 12/02/2008, 21:24 WIB

BANDAR LAMPUNG, SELASA- Dunia pendidikan Indonesia saat ini sudah carut marut. Itu terjadi karena kurikulum pendidikan mengabaikan pendidikan dasar seperti pendidikan budi pekerti.

"Budi pekerti itu merupakan nilai-nilai luhur budaya kita sendiri yang sudah diajarkann jauh-jauh hari oleh bapak pendidikan kita Ki Hajar Dewantara dan para pendiri bangsa ini," kata Pakar Pendidikan Holistik dan Meditasi Anand Krishna.

Anand berbicara dalam Simposium Nasional Pendidikan bertema "Peran Pengajara, Dokter, dan Psikolog dalam Membangun Arah Pendidikan yang Berbasis Budaya demi Keselamatan Generasi Bangsa" di Gedung Serba Guna Universitas Lampung, Selasa (12/2).

Selain Anand sebagai pembicara utama, hadir pula Kepala Dinas Pendidikan Lampung Hery Suliyanto, Kep ala Dinas Kesehatan Lampung Wiwiek Ekameini, dan Sekretaris Forum Martabat Guru Independen (FMGI) Lampung Gino Vanollie sebagai pembicara. Simposium yang digelar Forum Pengajar, Dokter, dan Psikolog Bagi Ibu Pertiwi (For Adoksi-BIP) Lampung itu di ikuti 2.000 guru, dokter, dan psikolog dari seluruh Lampung.

Lebih lanjut Anand mengatakan, diabaikannya nilai luhur bangsa seperti budi pekerti menjadikan sistem pendidikan di Indonesia tidak mengajarkan anak didik mampu menghargai atau menghormati orang lain, atau bersikap tenggang rasa. "Sekarang ini anak didik cenderung mendapat contoh atau teladan buruk tidak saja dari lingkungannya, tetapi juga dari tenaga pengajar sendiri. Bagaimana guru bisa melarang murid tidak merokok kalau dia sendiri secara sembunyi-sembunyi keluar dari ruang kelas untuk merokok?" kata Anand.

Untuk itu, sudah saatnya pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional mulai mengevaluasi kurikulum dan sistem pendidikan nasional. Setidaknya pemerintah melalui dinas-dinas pendidikan dan sekolah bekerja sama dengan para guru dan orangtua murid mulai tergerak untuk mengajarkan budi pekerti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com