Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

17 Juta Jiwa Pilih Presiden

Kompas.com - 22/03/2008, 09:23 WIB

TAIPEI, SABTU- Hari Sabtu (22/3) pagi ini, lebih dari 17 juta orang warga negara Taiwan akan memberikan suaranya untuk memilih presiden di negeri pulau itu. Presiden yang sedang berkuasa sekarang Frank Chang-ting Hsieh dari Partai Progresif Demokratik akan ditantang calon dari partai oposisi Ma Ting-jeou.

Frank Chang-ting Hsieh, lahir di Taipei 18 Mei 1946, menyelesaikan sarjana hukum di Universitas Nasional Taiwan dan master di bidang hukum di Universitas Kyoto, Jepang. Tahun 1980 dia bekerja di bidang hsebagai advokat, dan pada tahun 1986 menjadi salah satu pendiri Partai Progresif Demokratik (DPP). Tahun 1996 ia menjadi  calon Wakil Ketua DPP.

Karirnya di bidang politik terus menanjak, dan pada tahun 1988-2005 menjabat Wali Kota Kaohsiung, kota terbesar kedua di Taiwan. Pada tahun 2005-2006 ia menjabat Perdana Menteri di bawah Presiden Chen Shui-bian.

Sementara itu, Ma Ying-jeou yang lahir di Hongkong pada 13 Juli 1950, menyelesaikan sarjananya di bidang hukum dari Universitas Nasional Taiwan, dan masternya di Universitas New York. Ia juga lulus dari Harvard Law Shool.

Pada tahun 1980-an, Ma pernah menjabat sebagai penerjemah pribadi Sekretaris mantan Presiden Chiang Ching-kuo, kemudian menjadi Wakil Ketua Konsul Humas di Konsul Daratan (1991-1993), Menteri Kehakiman (1993-1996), dan Wali Kota Taipei (1998-2006). Tahun 2005-2007 ia menjabat Ketua Partai Nasionalis.
 
Hubungan dengan China

Baik Ma maupun Hsieh menyatakan keinginannya menyelesaikan pertikaiannya dengan China. Akan tetapi Ma ingin lebih jauh dari sekadar itu. Ia ingin mencapai perjanjian damai dengan Beijing dan meningkatkan hubungan perekonomian kedua pihak.

Hubungan dengan China yang kurang baik memang menjadi isu utama di Taiwan saat ini. Bahkan China mengancam akan melawan jika Taiwan menyatakan kemerdekaannya. Taiwan memisahkan diri China pada 1949, tetapi China mengklaim pulau itu tetap merupakan bagian dari negeri tirai bambu itu. (AP)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com