Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

500 Pengamat Asing Pantau Pemilu Taiwan

Kompas.com - 22/03/2008, 11:10 WIB

TAIPEI, SABTU - Sekitar 500 pengamat asing tiba di Taiwan untuk memantau pemilihan presiden. Para pengamat tersebut diundang Kementerian Luar Negeri dan dua partai politik yang bersaing dalam pemilihan. Mereka sebagian besar terdiri para cendekiawan dan anggota-anggota parlemen asing.

"Kementerian Luar Negeri mengundang 280 pemantau asing yang terdiri 57 delegasi dari 30 negara," kata jurubicara kementerian Phoebe Yeh. Mantan perdana menteri Prancis Edith Cresson di antara pengamat yang diundang.

"Kementerian Luar Negeri akan mengajak mereka mengunjungi ke Komisi Pemilihan Pusat, dua partai politik yang terlibat dalam pemilihan, kampanye-kampanye dan pusat penghitungan suara," ujarnya.

Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa dan partai oposisi terbesar, Partai Nasionalis China (Kuomintang atau KMT), juga mengundang para pengamat dari luar negeri.

Pemilu kal ini memilih pengganti Presiden Chen Shui-bian, tokoh DPP pro-kemerdekaan, yang akan mengakhiri masa jabatan 20 Mei setelah menjabat selama dua periode.

Menurut jajak pendapat umum beberapa bulan terakhir ini, Ma memimpin Hsieh dengan perolehan sekitar 20 persen, namun Hsieh mengklaim perbedaannya dengan Ma hanya sekitar lima persen.

KMT, yang dibentuk oleh mantan tokoh-tokoh China daratan, memanfaatkan upaya penyatuan kembali Taiwan-China namun kebijakannya terkendala oleh anjuran integrasi ekonomi dan perdamaian antara Taiwan dan China.

Taiwan dan China terpecah pada 1949 ketika pemerintah KMT kalah dalam Perang Sipil China dan melarikan diri ke Taiwan, dan kemudian mendirikan pemerintahan di pengasingan.

Meskipun telah membuka lintas penyeberangan Selat pada akhir tahun 1980-an, namun Taiwan dan China masih saling menganggap musuh.

Para analis mengatakan Ma jauh lebih populer karena dia telah menjanjikan pembukaan segera jalinan perdagangan, laut dan udara dengan China. Sementara itu banyak pemilih meyakini bahwa ekonomi Taiwan yang kini sedang merosot bisa bangkit kembali.

Source: DPA

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com