Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DBD Masih Terus Mengancam Malang

Kompas.com - 14/04/2008, 18:31 WIB

MALANG, SENIN-Demam Berdarah Dengue (DBD) masih terus mengancam warga Kota Malang. Hingga saat ini, tercatat jumlah penderita mencapai 174 kasus. Tiga di antaranya bahkan sampai meninggal dunia.

Data Dinkes Kota Malang sebagaimana disampaikan melalui release, Senin (14/4) mencatat bahwa saat ini kasus penderita DBD sebanyak 174 orang. Dari jumlah tersebut, tiga orang meninggal dunia karena terserang DBD cukup parah.

Warga Kota Malang tetap dihimbau mengantisipasi DBD dengan metode pemberantasan sarang nyamuk (PSN). "Yaitu menutup rapat-rapat tempat pembuangan air, menguras bak mandi, tandong, dan sebagainya, serta mengubur atau menimbun barang-barang bekas agar tidak tergenang air," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Enny Sekar Rengganingati, di Malang.

DBD, menurut Enny, merupakan penyakit yang disebabkan virus dengue dan ditularkan nyamuk aedes aegepty atau black white mosquito atau tiger mosquito. Ciri-ciri penyakit DBD adalah demam tinggi mendadak disertai pendarahan, dan bertendensi menimbulkan kematian.

Penyakit ini pertama kali ditemuka di Manila pada 1953. Di Indonesia, penyakit ini ditemukan pertama kali di Surabaya dan DKI Jakarta pada 1968. Kini penyakit tersebut meluas hingga ke mana-mana.

Selain dengan PSN, salah satu cara memberantas nyamuk Aedes Aegepty adalah dengan pengasapan atau fogging. Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Kota Malang, Nusindrati menyatakan biasanya masyarakat kemudian cenderung malas melakukan PSn dan menggantungkan pada fogging .

"Mereka mengira bahwa dengan fogging, seluruh nyamuk akan mati. Padahal yang mati adalah nyamuk dewasa, sementara jentik-jentiknya tetap hidup," ujarnya. Untuk itu, Nusindrati menyarankan agar PSN tetap menjadi prioritas masyarakat dalam mencegah DBD.

Cuaca

Maraknya penyakit demam berdarah tersebut sangat erat kaitannya dengan kondisi cuaca di Kota Malang yang kini dalam peralihan dari penghujan ke kemarau. Genangan air yang masih mungkin timbul dalam masa peralihan itu menurut Enny perlu disikapi dan diwaspadai.

Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Malang, Koswara, mengatakan bahwa hasil analisa medan angin dan pantauan citra satelit, menunjukkan bahwa daerah Malang dan sekitarnya kini diperkirakan berawan-hujan.

"Peluang hujan diperkirakan terjadi siang/sore/malam hari denga nintensitas ringan sedang. Hujan yang terjadi ini sifatnya lokal, dan kadang kala disertai angin kencang dan badai guntur," tutur Koswara.

Koswara menambahkan, angin akan bertiup dari arah Barat menuju Selatan dengan kecepatan 5-50 kilometer (km) per jam. Suhu udara berkisar antara 20-29%, dan kelembaban udara antara 69-97%. (DIA)  

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com