Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Ingin Pertahankan Namru-2 di Jakarta

Kompas.com - 24/04/2008, 15:06 WIB

JAKARTA, KAMIS-Pemerintah Amerika Serikat (AS) berkomitmen tetap mempertahankan keberadaan lembaga riset medis Angkatan Laut-nya di Jakarta (Naval Medical Research Unit No.2/Namru -2) dan melanjutkan perundingan mengenai rancangan Nota Kesepahaman (MoU) baru dengan pemerintah Indonesia.

Pernyataan itu dikemukakan oleh Duta Besar AS untuk Indonesia Cameron R. Hume,  Direktur (Commanding Officer) NAMRU-2, Kapten Trevor R. Jones, dan Wakil Duta Besar AS untuk Indonesia yang juga anggota tim perunding, John A Heffern, di Kedutaan Besar AS Jakarta, Kamis. "Kami tetap berkomitmen untuk melanjutkan kerjasama dengan pemerintah RI dan saya yakin kedua belah pihak dapat mencapai kesepakatan dalam MoU," kata Jones.

Tim perunding AS, Heffern, mengatakan pembahasan mengenai rancangan MoU baru telah berlangsung selama sekitar 1,5 tahun dan kini memasuki putaran kedua. Heffern menegaskan bahwa pemerintah RI dan AS berusaha mencapai kesepakatan rancangan MoU tersebut, namun dia tidak bersedia mengungkapkan isu-isu yang masih menjadi ganjalan. "Dokumennya sangat panjang, ada sejumlah hal yang harus dibicarakan untuk menyamakan pandangan dan mencapai kesepakatan," katanya.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri RI Hassan Wirajuda mengatakan  pemerintah RI telah mengajukan rancangan MoU baru pada November 2007. Ketika ditanya mengenai kemungkinan AS memindahkan Namru-2 ke negara lain jika tidak tercapai kesepakatan, Jones mengatakan AS berkomitmen melanjutkan kerjasama dengan RI sehingga tidak ada pemikiran untuk memindahkan Namru-2.

Jones menjelaskan bahwa Indonesia adalah negara kepulauan  dengan keragaman penyakit tropis alamiah yang sangat menarik untuk dipelajari. Dia menyebutkan lingkup penelitian Namru-2 meliputi malaria, penyakit-penyakit akibat virus seperti demam berdarah, infeksi usus yang mengakibatkan diare, dan penyakit menular lainnya termasuk flu burung.

Jones membantah bahwa Namru-2 yang bertempat di Jalan Percetakan Negara, Rawasari, Jakarta Pusat adalah sebuah fasilitas rahasia yang melakukan kegiatan intelejen. Menurut dia, fasilitas Namru-2 selalu terbuka untuk semua pengunjung dan lembaga itu hanya melakukan penelitian medis serta ilmiah mengenai penyakit tropis. Jones mengemukakan bahwa Namru-2 menerbitkan hampir seluruh hasil-hasil penelitiannya.

Dia mengatakan proses pengiriman sampel ke luar Indonesia, termasuk ke AS, sudah sepengetahuan pemerintah Indonesia. Jones mengatakan sejak Namru beroperasi pada tahun 1970, telah sekitar 50 sampel dikirim ke AS.

Dubes Hume, dalam kesempatan yang sama, menjamin bahwa pemerintah RI memiliki akses penuh ke Namru-2, terlebih penelitian yang dilakukan, berada di fasilitas yang disediakan pemerintah RI --Departemen Kesehatan-- dengan 90 persen pegawainya (sekitar 150 orang)  adalah warga Indonesia. "Penelitian di Namru-2 bersifat transparan," kata Hume.

Saat ditanya mengenai kekebalan diplomatik yang dimiliki oleh para peneliti AS di Namru-2, ia mengatakan bahwa para peneliti itu adalah bagian dari Kedutaan Besar AS di Indonesia. 
Keterangan resmi Kedutaan Besar AS menyebutkan bahwa staf Namru-2 asal AS memiliki kekebalan diplomatik karena merupakan bagian dari Kedutaan Besar AS dan berada di bawah wewenang Duta Besar AS.

Menurut mereka, staf Namru-2 sama seperti staf dinas perdagangan luar negeri yang menjadi bagian dari Kedubes namun berkantor di luar Kedutaan. Awal pekan ini, Menlu RI mengatakan bahwa dalam rancangan MoU baru, kekebalan diplomatik bersifat selektif sehingga tidak diberikan untuk seluruh staf Namru-2, yang menurut keterangan dari Kedubes AS berjumlah 19 orang. "Kita batasi, karena ini ’kan penelitian, sehingga bukan fungsi diplomasi. Oleh karena itu, kita berpendapat hal itu tidak diperlukan, tidak untuk semua, sangat selektif," katanya.

Pada jumpa pers di Kedubes AS itu, Jones juga menjelaskan bahwa NAMRU-2 merupakan salah satu dari lima laboratorium penelitian penyakit tropis yang berada di luar AS. Laboratorium lainnya berada di Thailand, Mesir, Kenya, dan Peru. Lembaga serupa juga pernah berdiri di Filipina namun pemerintah setempat meminta AS menutup laboratorium itu pada 1994.

Terkait pertanyaan mengapa para peneliti Namru-2 berasal dari militer, Jones mengatakan bahwa militer AS, terutama Angkatan Laut, memiliki sejarah panjang dalam penelitian medis.
Dia mengatakan para pelaut umumnya sering berlayar ke berbagai tempat sehingga memiliki pengetahuan lebih.

Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari sebelumnya mengatakan bahwa Namru-2 melakukan penelitian tentang penyakit menular di Indonesia sejak tahun 1970-an. Fadilah Supari mengaku hasil penelitian Namru belum berdampak nyata terhadap perkembangan metoda pemberantasan penyakit menular di Indonesia.

Menurut Siti, perpanjangan kesepakatan kerja sama harus melalui pertimbangan sematang mungkin dan pemerintah harus punya sikap tegas mengenai batasan-batasan dalam kerja sama baru. "Pemerintah Amerika boleh-boleh saja (punya keinginan), tapi yang penting ’kan pemerintah kita. Kenapa kita mesti ’nurut’?" katanya.

Pada 31 Desember 2005, kegiatan Namru-2 berakhir dan proyek kerja sama kedua negara itu dihentikan mulai tanggal 1 Januari 2006. Keputusan penghentian kegiatan Namru-2 merupakan hasil kesepakatan antara Departemen Luar Negeri, Departemen Pertahanan, Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, Departemen Kesehatan, Departemen Dalam Negeri dan lembaga lain yang terkait. Namun, pemeriksaan spesimen pasien flu burung untuk mengidentifikasi virus H5N1 masih terus berlanjut sampai Januari 2007.

Ketika itu, menteri kesehatan memutuskan tidak lagi mengirimkan spesimen virus flu burung ke laboratorium tersebut tanpa nota perjanjian pengiriman material (Material Transfer Agreement/MTA) yang jelas. "Tapi, selama penelitiannya  adalah  yang on going (sudah dimulai) seperti malaria, DBD, dan diare, masih jalan terus," kata Siti.(ANT)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com