Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penelusuran Naskah Supersemar Diarahkan ke Cendana

Kompas.com - 05/05/2008, 18:49 WIB

 

SEMARANG, SENIN-  Arsip Nasional akan mengarahkan penelusuran naskah asli Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar kepada keluarga Cendana. Diharapkan, informasi yang digali dari sumber terdekat pelaku Supersemar almarhum mantan Presiden Soeharto bisa menghasilkan titik terang perihal keberadaan naskah asli dokumen penting yang membawa perubahan besar dalam sejarah negeri ini.

Masyarakat diminta pula memahami, pencarian dokumen yang telah hilang bukan urusan yang mudah. Arsip Nasional bahkan memperkirakan, penemuan naskah asli Supersemar membutuhkan waktu lama.

Beberapa naskah penting Indonesia juga baru dikembalikan ke arsip nasional RI (ANRI) puluhan tahun setelah peristiwa terjadi. "Salah satunya naskah asli Proklamasi yang dibacakan Presiden Soekarno. Naskah aslinya, ternyata baru didapat ANRI tahun 1997," ungkap Kepala ANRI Djoko Utomo di sela Forum Kearsipan Nasional di Gumaya Tower Hotel, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (5/5).

Keluarga Cendana, menurut Djoko, diyakini memiliki informasi penting terkait naskah asli Supersemar. Kendala terbatasnya akses informasi pasti juga jauh berkurang pascameninggalnya Soeharto.

Menurut Djoko, selama ini, ANRI telah mencari informasi dari berbagai narasumber kunci yang terkait dengan Supersemar. Mulai dari almarhum M Jusuf, Moerdiono, Amir Machmud, hingga aktivis Angkatan 66 di antaranya Cosmas Batubara serta Bambang Sulastomo.

Meski demikian, Djoko sadar betul, pihak yang paling tahu masalah Supersemar yakni almarhum Jenderal Soeharto sendiri. Karena itu, demi menyelematkan sejarah negara, ANRI berkomitmen untuk mulai menggali informasi ke sejumlah anggota keluarga Cendana dalam waktu dekat.

Menanggapi banyaknya anggapan yang menyebut bahwa pascameninggalnya mantan Presiden Soeharto, pencarian dokumen asli Supersemar menjadi tidak relevan, Djoko dengan tegas menolaknya. Menurut dia, pencarian dokumen asli Supersemar tetap harus dilakukan demi kepentingan penulisan sejarah. Penulisan sejarah yang dimaksud, bukan hanya terkait masa lampau tetapi juga mengenai masa depan.

Djoko mengatakan, hasil wawancara lisan dengan mantan Menteri Sekretaris Negara, Moerdiono beberapa waktu lalu semakin menguatkan keyakinan, naskah asli Supersemar benar-benar ada. "Beliau (Moerdiono) pernah memegangnya saat menyiapkan draft pembubaran PKI. Waktu itu, Moerdiono berpangkat Letnan Satu. Dari berbagai keterangan, kami juga berkesimpulan, naskah asli Supersemar terdiri dari dua halaman. Bukan satu halaman," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com