KEDIRI, RABU - Para aktivis perempuan yang tergabung dalam Lingkar Mahasiswa Peduli (LMP) menyayangkan maraknya pelecehan seksual di kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kediri, Jawa Timur.
"Sebagai lembaga pendidikan berbasis agama Islam, kami sangat menyesalkan kelakuan-kelakuan memalukan yang telah mencoreng nama baik lembaga kita," kata Koordinator LMP STAIN Kediri Alfi Zahirah, Rabu (11/6).
Alfi Zahirah mengaku sudah berkali-kali mengingatkan pimpinan perguruan tinggi di bawah Departemen Agama (Depag) itu mengenai maraknya perbuatan amoral. "Tapi peringatan kami tidak pernah ditanggapi karena memang pelakunya ya itu-itu juga," kata mahasiswi semester VI Jurusan Tafsir Hadits, Fakultas Ushuluddin, itu.
Ia menyadari masalah tersebut adalah semata-mata urusan pribadi yang orang lain tidak bisa ikut campur. "Namun, urusan pribadi itu akan menjadi urusan bersama jika sudah mencoreng nama baik lembaga kita, almamater yang kita cintai ini," katanya dengan nada tinggi.
Oleh sebab itu, LMP mengajak para mahasiswa STAIN Kediri lainnya bersama-sama memerangi kebathilan yang terjadi di dalam kampus.
"Sudah saatnya kita merapatkan barisan untuk mengembalikan citra STAIN Kediri ini," kata Alfi Zahirah mengajak rekan-rekan mahasiswi lain. Saat ditanya apakah seruan tersebut berkaitan dengan kasus perceraian salah satu pimpinan STAIN Kediri, Alfi tidak menampiknya. "Masalah ini bukan masalah STAIN saja, tapi sudah menjadi perhatian utama Ditjen Pendidikan Islam Departemen Agama, karena itu kami melakukan gerakan moral," katanya.
Sejak kasus itu mencuat, poster-poster bernada minor menghiasi dinding-dinding kampus, di antaranya bertuliskan: Mahasiswi Bukan Pemuas Birahi; Jangan Sakiti Ibu Kami; Hormati Kesucian Mahasiswi; STAIN Kediri bukan Lokalisasi; dan masih banyak lagi.
"Kalau tuntutan kami agar pihak pimpinan tidak mengubah perilakunya, maka kami akan menggelar aksi turun ke jalan," katanya.