Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sistem Ujian Sebaiknya Dievaluasi

Kompas.com - 22/06/2008, 19:49 WIB

BANDAR LAMPUNG, MINGGU- Pada lulusan SMP/MTs 2008, sekolah-sekolah yang terletak di pinggir kota Bandar Lampung merupakan sekolah dengan angka kelulusan rendah. SMP-SMP tersebut meminta pemerintah untuk mengevaluasi kembali sistem ujian nasional yang menyamaratakan kelulusan kendati kualitas siswa berbeda.

Pantauan Kompas, Sabtu (21/6) di SMP-SMP di Bandar Lampung menunjukkan, SMP yang terletak di pinggir kota Bandar Lampung memiliki kelulusan rendah. Di SMPN 27 misalnya, dari 155 siswa peserta ujian nasional yang lulus hanya 60 orang. Di SMPN 15, dari 214 peserta ujian, siswa yang tidak lulus sebanyak 106 orang.

Kepala Sekolah SMPN 15 Euis Tati Darnati, Sabtu (21/6) mengatakan, SMPN 15 merupakan salah satu sekolah negeri dengan input atau siswa berasal dari keluarga kurang mampu. Dari 676 siswa yang bersekolah di SMPN 15, 182 siswa di antaranya siswa tidak mampu yang dibuktikan dengan surat keterangan dari kelurahan.

"Sebagian besar siswa berasal dari keluarga dengan orangtua bekerja sebagai tukang becak, pedagang kaki lima, nelayan, buruh bangunan, buruh tani, hingga tukang ojek. Minimnya pendapatan membuat orangtua tidak sempat memperhatikan kua litas belajar anak-anak mereka. Motivasi belajar anak di sekolah pinggiran memang rendah," kata Euis.

Untuk mendorong siswa belajar, sama seperti sekolah-sekolah lain di Bandar Lampung, pengelola SMPN 15 menyediakan tambahan waktu belajar seperti bimbingan belajar hingga pelajaran-pelajaran tambahan. Lagi-lagi, rendahnya motivasi belajar siswa menjadi pendorong tingginya angka ketidaklulusan.

Menurut Euis, input atau kualitas siswa ketika masuk ke SMPN 15 tersebut jelas jauh dari sempurna dibandingkan dengan siswa-siswa di SMPN berkualitas di Bandar Lampung. Ujian Nasional dengan soal yang sama untuk semua sekolah meski kualitas siswa berbeda tidak bisa menghasilkan lulusan berkualitas sama.

Untuk itu, pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional sebaiknya mengevaluasi kembali sistem ujian untuk kelulusan siswa. "Soal boleh sama dari Sabang sampai Merauke, namun standar penilaian yang dipergunakan seharusnya dibedakan antar satu sekolah dengan sekolah lainnya karena perbedaan input itu," katanya.

UNPK

Sementara, dari siswa-siswa yang tidak lulus di semua SMP di Lampung, pihak Dinas Pendidikan Lampung terus membuka pendaftaran untuk ujian nasional paket kesetaraan (UNPK) Pakt A, B, dan C. Selama tiga hari terakhir, Dinas Pendidikan terus membuka p endaftaran UNPK.

Kepala Dinas Pendidikan Lampung Hery Suliyanto mengatakan, untuk peserta UNPK 2008 Paket A setara SD di Lampung sebanyak 437 orang, Paket B setara SMP sebanyak 3.052, dan P aket C setara SMA sebanyak 2.941 orang.

Peserta UNPK 2008 Paket A dari pondok pesantren sebanyak 243 orang, Paket B sebanyak 714 orang, dan Paket C sebanyak 2.982 orang. Total peserta UNPK reguler dan dari pondok pesantren sebanyak 10.369 orang, ujar Hery.

Di luar data tersebut, data Dinas Pendidikan Lampung menunjukkan, ada sebanyak 4.812 siswa SMA/MA/SMK dan 9.732 orang siswa SMP/MTs yang gagal UN. Dinas Pendidikan menyarankan sebaiknya para siswa yang tidak lulus itu mengikuti ujian paket kesetaraan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com