Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permasalahan Buku Sekolah Sangat Kompleks

Kompas.com - 24/07/2008, 16:20 WIB

JAKARTA, KAMIS - Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo mengatakan, saat ini permasalahan buku sekolah sebagai sumber belajar sangat kompleks. Belum semua buku teks pelajaran telah memenuhi syarat kelayakan. "Selama saya menjabat selaku Menteri di departemen yang menangani pendidikan nasional ini, setiap awal tahun ajaran baru, saya selalu dihadapkan pada masalah buku teks pelajaran," katanya, saat berbicara dalam lokakarya Menata Kembali Distribusi Buku Indonesia dan Peluang Usaha Membangun 1000 Toko Buku Mobil di Kabupaten/Kota, yang digelar Pusat Buku Indonesia dan IKAPI, Kamis (24/7) di Jakarta.

Mendiknas menjelaskan, selain banyaknya buku teks yang belum memenuhi syarat kelayakan, permasalahan lain adalah mahalnya harga buku teks yang antara lain disebabkan oleh mahalnya harga kertas, mahalnya biaya distribusi, besarnya margin keuntungan penerbit, mahalnya biaya pencetakan buku, dan adanya kolusi antara penerbit dengan pihak sekolah. Kemudian buku teks yang ditetapkan sekolah selalu berganti setiap tahunnya.

Belum lagi adanya pihak sekolah yang mewajibkan siswanya membeli buku teks pelajaran di sekolah atau di koperasi sekolah. Juga terbatasnya Anggaran Penyediaan Buku dari dana BOS Buku dan APBD.

"Untuk menangani permasalahan tersebut, Depdiknas telah berupaya melakukan berbagai langkah strategis. Misalnya, untuk memenuhi ketersediaan buku teks pelajaran yang bermutu/layak, Depdiknas mendukung kegiatan penilaian buku teks pelajaran oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) sejak tahun 2005," jelas Bambang.

Hasil penilaian buku tersebut, berupa rekomendasi BSNP, diajukan kepada Mendiknas untuk ditetapkan dalam bentuk Peraturan Menteri Pendidikan Nasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com