Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikti dan Ristek Gabungkan Anggaran Riset

Kompas.com - 20/08/2008, 21:49 WIB

JAKARTA, RABU - Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Departemen Pendidikan Nasional dan Kementerian Negara Riset dan Teknologi (Ristek) memperkuat sinergi dalam pendanaan penelitian. Untuk mengatasi persoalan keterbatasan anggaran penelitian, kedua belah pihak akan melakukan pendataan penelitian yang akan dilakukan bersama.

"Jenisnya sesuai dengan enam agenda riset nasional. Kami sudah minta Menristek untuk melihat potensi yang ada di perguruan tinggi dan kami juga minta agar peneliti di Ristek dan BPPT (Badan Pengembangan dan Penerapan Teknologi) membuka kesempatan bagi perguruan tinggi," kata Direktur Jenderal Dikti Fasli Jalal usai mendampingi Mendiknas Bambang Sudibyo pada pembukaan Pameran Pendidikan 2008 di Plaza A Gedung Depdiknas, Jakarta, Rabu (20/8). Ditjen Dikti akan menyediakan anggaran sebesar 20 persen dari anggaran penelitiannya yang sebanyak Rp150 miliar atau mencapai sekitar Rp30 miliar.

Menurut Fasli peluang pihaknya juga membuka peluang bersinergi dalam penelitian dengan lembaga-lembaga lain. Ia mengatakan, tahun 2008 ini sudah diawali adanya sinergi Dikti dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui kerjasama pemanfaatan Kapal Baruna Jaya yang dimiliki LIPI oleh Perguruan Tinggi. Namun, untuk penggunaan kapal tersebut tetap dikenakan biaya agar tetap ada pemasukan bagi LIPI.

Terkait usulan kalangan perguruan tinggi dan dosen untuk menggabungkan Dirjen Dikti dengan Kementerian Ristek, menurut Fasli yang terpenting adalah memperkuat sinergi kedua lembaga. "Hal itu tergantung pada bentuk kabinetnya bagaimana. Sangat politis," tambahnya.

Sementara itu, Meneg Ristek, Kusmayanto Kadiman dalam acara di UI Depok, Selasa (19/8) mengatakan, zaman Kabinet 100 menteri Bung Karno, perguruan tinggi dimasukkan dalam Kementerian Riset. Ia juga mengatakan ada beberapa negara yang telah menggabungkan departemen perguruan tinggi dengan riset, misalnya Filipina, Thailand, dan Singapura.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com