Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Indonesia Lewat Museum Nasional

Kompas.com - 02/09/2008, 15:37 WIB

Museum Nasional sangat mudah dijangkau pengunjung. Letaknya di Jalan Medan Merdeka Barat, Nomor 12, persis seberang Tugu Monas, Jakarta Pusat. Bangunannya megah. Museum terbesar di Asia Tenggara ini berbentuk seperti vila dari zaman Romawi kuno dengan pilar-pilar silinder kokoh di bagian depannya.

Museum ini tergolong yang paling terawat di Ibukota. Harga tiket masuknya hanya Rp 750 untuk dewasa dan Rp 250 untuk anak-anak serta pelajar. Sayang, di negeri ini museum masih belum menarik minat banyak orang. Kebanyakan pengunjung justeru turis mancanegara. Museum, bagi warga lokal, kalah pamor dengan mal. Maka, museum umumnya sepi pengunjung. Itu pula yang terasa di Museum Nasional meski tingkat kunjungan museum ini masih lebih baik dibanding museum-museum lain di Jakarta.

Museum Nasional punya koleksi yang tak terhingga nilainya berkaitan dengan sejarah peradaban bangsa Indonesia. Di sini ada koleksi aneka barang yang biasa digunakan masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, maupun yang hanya digunakan saat perayaan atau ritual tertentu.

Hingga saat ini koleksinya berjumlah 141.899 benda. Namun dari jumlah itu baru sepertiganya yang dapat diperlihatkan kepada publik. Jumlah koleksi yang banyak itu menjadikan museum tersebut yang terbesar di Asia Tanggara dan terlengkap di Indonesia.

Museum tersebut memiliki 10 ruang pajang yaitu ruang etnografi, perunggu, prasejarah, keramik, tekstil, mata uang (numismatik), peninggalan bersejarah, harta karun dan pahatan batu, serta geografi. Jenis koleksinya antara lain berupa benda perlengkapan hidup yang terbuat dari batu, tulang binatang, tanduk, dan kulit kerang pada zaman prasejarah. Ada juga koleksi benda keramik abad 5 sampai 15 Masehi dari Cina, Thailand, Vietnam, Jepang, Persia, dan Eropa. Di antara koleksi arcanya, ada Arca Bhairawa setinggi 414 sentimeter yang ditemukan di Padang Roco, Sumatra Barat dan diperkirakan berasal dari abad ke 13 - 14 M.

Sebelum gedung Perpustakaan Nasional di Jalan Salemba 27, Jakarta Pusat didirikan, koleksi Museum Nasional termasuk manuskrip kuna dan buku-buku. Koeleksi manuskrip dan buku-buku itu kini sudah dipindahkan ke Perpustakaan Nasional.

Sejarah

Museum Nasional dikenal juga dengan nama Museum Gajah atau Museum Arca. Disebut Museum Gajah karena ada patung gajah di halaman museum itu. Ketika Raja Chulalongkorn dari Siam (Thailand) pada tahun 1871 mengunjungi Batavia, ia menghadiahkan patung gajah dari perunggu yang kemudian diletakan di halaman museum. Sementara, sebutan Museum Arca karena museum itu memajang banyak arca dari pelosok nusantara.

Sejarah Museum Nasional berawal tahun 1778, saat sekelompok ilmuwan Belanda mendirikan lembaga ilmu pengetahuan bernama Bataviaasch Genotschap van Kunsten en Wetenschappen (Batavia Society for Arts and Science). Lembaga itu bertujuan mempromosikan hasil riset di bidang kesenian dan ilmu pengetahuan, terutama sejarah, arkeologi, etnografi, dan fisika,serta menerbitkan beragam penemuan.

Salah seorang pendirinya, JCM Radermacher, menghibahkan sebuah bangunan di Kali Besar beserta koleksi benda-benda budaya serta buku yang menjadi modal awal sebuah museum dan perpustakaan. Pada masa pemerintahan Inggris (1811-1816), Gubernur Sir Thomas Stamford Raffles menjadi direktur lembaga. Karena rumah di Kali Besar sudah penuh dengan koleksi, Raffles memerintahkan pembangunan gedung baru untuk digunakan sebagai museum dan ruang pertemuan. Bangunan, yang dulu disebut gedung "Societeit de larmonie", itu berlokasi di Jalan Majapahit Nomor 3. (Sekarang di tempat itu berdiri gedung Sekretariat Negara)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com