Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beasiswa Dosen Terkendala Bahasa

Kompas.com - 01/11/2008, 11:29 WIB

Oleh Irene Sarwindaningrum

YOGYAKARTA, KOMPAS - Kendala penguasaan bahasa asing masih menjadi penyebab utama gagalnya dosen memperoleh beasiswa Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi untuk melanjutkan sekolah pascasarjana S-2 dan S-3 ke luar negeri. Oleh karena itu, para dosen yang berminat mengikuti beasiswa diharapkan mengasah keahlian berbahasa Inggris dan bahasa asing sesuai dengan negara tujuan.

Hal itu disampaikan Direktur Ketenagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Muklas Samani dalam acara Sosialisasi Beasiswa Dikti Studi Lanjut ke Luar Negeri di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Jumat (31/10).

Acara sosialisasi yang berlangsung atas kerja sama UAD dan Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah ini dihadiri sekitar 100 dosen dari seluruh Indonesia. "Pengalaman tahun kemarin, banyak nilai TOEFL dosen yang tidak memenuhi nilai minimum. Oleh karena itu, tahun ini para dosen harus mempersiapkan diri dengan sungguh- sungguh," katanya.

Tahun 2008 ini Dirjen Dikti kembali memberi beasiswa studi lanjut ke luar negeri. Hal ini bertujuan meningkatkan kualitas dosen berskala internasional. Sebelumnya, beasiswa hanya diberikan untuk studi lanjutan dalam negeri.

Pendaftaran terbagi atas tiga tahap seleksi, yaitu Desember 2008, Maret 2009, dan Mei 2009. Rata-rata beasiswa luar negeri per tahun sekitar 1.000 dosen. "Kesempatan dan tawaran sekolah di luar negeri dengan banyak kemudahan saat ini sangat besar. Janganlah itu kita sia-siakan," kata Muklas.

Persentase

Program beasiswa ini bertujuan meningkatkan jumlah dosen berpendidikan pascasarjana hingga 70 persen di tahun 2009. Hingga saat ini baru 55 persen dari 6.000 dosen negeri berpendidikan pascasarjana. Persentase dosen swasta yang telah berpendidikan pascasarjana lebih kecil lagi, yaitu hanya 35 persen.

Untuk mencapai target 70 persen itu, percepatan pelaksanaan program pendidikan pascasarjana harus dilaksanakan. Pada 2007, pemerintah melalui Dirjen Dikti mengalokasikan beasiswa untuk 2.500 peserta pascasarjana S-2 dalam negeri dan 4.000 peserta S-3 dalam negeri.

Ketua Panitia Sosialisasi Beasiswa Dikti Studi ke Luar Negeri di UAD Norma Sari mengatakan, minat dosen untuk memperoleh beasiswa ke luar negeri sangat tinggi. Namun, minat itu kerap terbentur minimnya jumlah dosen di perguruan tinggi swasta. "Perguruan tinggi swasta harus cermat mengatur jadwal agar tidak terjadi kekurangan dosen di sini," ujarnya.

Selain itu, kata Norma, para dosen juga diminta memerhatikan kualitas universitas tujuan. "Jangan sampai mereka asal kuliah ke luar negeri saja tapi tidak ada mutunya," kata Norma, yang juga mengajar di Fakultas Hukum UAD.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com