Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Read...! Read...! And Read Many Books...!"

Kompas.com - 02/12/2008, 14:53 WIB

Sabtu (22/11) pukul 11.00, seluruh seminaris SMA Seminari Mertoyudan berkumpul di Bangsal Kaca-sebuah ruang tempat penyelenggaraan acara-acara besar di Seminari. Siang itu Seminari kedatangan tamu-tamu istimewa, yakni Martin Jankowski (cerpenis dan penyair asal Jerman), Dorothea Rosa Herliany (cerpenis dan penyair), dan Joni Ariadinata (cerpenis dan penyair).

Tujuan lawatan para sastrawan tersebut ke Seminari adalah berbagi pengalaman dalam menulis sebuah karya sastra kepada para seminaris. Tema yang diusung dalam acara tersebut adalah Proses Kreatif Pembuatan Karya Sastra.

"Kebetulan ada teman sastrawan luar negeri yang main ke Indonesia. Saya tidak ingin beruntung sendiri. Saya berinisiatif menyelenggarakan acara semacam ini. Lalu, khusus untuk Seminari, selain karena rumah saya dekat dari Seminari-Magelang, saya ingin mengembangkan relasi saya dengan Seminari," tutur Dorothea. Agustus tahun lalu Dorothea bersama sastrawan Utan Kayu International Literary Binnale 2007 telah berkunjung ke Seminari.

Pembacaan puisi-puisi karya Martin mengawali acara itu. Puisi tersebut telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dalam buku "Detik-detik Indonesia". Pembaca pertama adalah Dorothea dengan puisi berjudul "Percakapan di tengah macet lalu lintas di Menteng, Jakarta". Selanjutnya, masih Dorothea dengan puisi "Mendarat di Jogja" bergantian dengan Martin yang membawakan puisinya dalam bahasa Jerman. Ingin tampil beda, Martin membacakan puisi "Hanoman di Prambanan" dalam bahasa Indonesia.

Joni menyambung dengan puisi berjudul "Kereta api Jakarta- Bogor". Bersama Martin, dia membacakannya puisi Martin berjudul "Malaria". Lumayan unik karena mereka mengapresiasi pusi secara bersamaan dalam dua bahasa.

Acara yang seluruhnya dalam bahasa Inggris tersebut juga berisi pengalaman Martin dalam menulis karya sastra, terutama puisi. Satu hal yang patut digaris-bawahi dari penjelasan Martin tersebut adalah manusia dapat berdoa lewat puisi, karena pada dasarnya puisi adalah sebuah ungkapan dari hati yang terdalam.

"Kita berdoa lewat puisi. Saya pikir itu penting dan relevan untuk disampaikan kepada para seminaris, dan mungkin akan dapat berguna bagi perjalanan hidup para seminaris selanjutnya," ungkap Dorothea.

Bagi para seminaris, acara itu jelas acara langka, menarik sekaligus penting untuk perkembangan kemampuan mereka dalam menulis karya sastra.

"Luar biasa. Saya melihat puisi-puisi Martin berasal dari kedalaman hati," ungkap Ia Indra, warga kelas XI IS, yang juga ketua kelompok Antras (Anak-anak Sastra) Seminari.

Menurut Martin, agar dapat menulis karya sastra yang baik perlu mengingat petuah: "Read...! Read...! And Read many books...!" Acara itu selesai pukul 13.15, yang ditutup dengan lagu Mars Seminari. (Teo D Herta dan Widi Yusuf, kelas XI Sosial SMA Seminari Mertoyudan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com