Usulan Bersama Indonesia dan Malaysia sebagai Memory of the World

JAKARTA, JUMAT - Salah satu tradisi lisan etnik melayu, Mak Yong, tidak hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga dikenal luas di Malaysia dan Thailand. Indonesia dan Malaysia, kini sama-sama mengusulkan Mak Yong sebagai Memory of the World atau ingatan dunia.

Ahli budaya melayu Dr Pudentia MPSS, dalam seminar Memory of the World di LIPI, Jakarta, Jumat (5/12) mengatakan, Mak Yong merupakan salah satu penanda penting untuk menyatakan tentang budaya Melayu. "Mak Yong pantas diajukan sebagai ingatan dunia, karena inilah contoh tradisi lisan yang sangat lengkap, menggabungkan unsur musik, tari, pantun, bahasa, unsur ritual, seni persembahan, dan hiburan," katanya.

Mak Yong dikenal pertama kali oleh orang Eropa sebagai kesenian istana di daerah Nara Laya, Narathiwat, Patani di Thailand pada abad ke-17. Menyebar ke Kelantan (tanpa topeng), Malaysia, dan ke Kepualau Riau dan Serdang pada awal abad ke-19. Mayong masuk ke Kepulauan Riau melalui Tanjung Kurau/Singapura (pada masa Kerajaan Riau Lingga Johor).

Pudentia menjelaskan, sebagai kesenian yang memperlihatkan unsur ritual, Mak Yong selalu diawali dengan upacara Buka Tanah dan ditutup dengan acara serupa. B omoh atau Pawang Mak Yong melalukan upacara ritual tersebut dan sekaligus juga memberikan mantra atau doa khusus untuk topeng-topeng, dan alat musik te rtentu (rebab dan gendang).

Setelah upacara tersebut, masih ada ritual tari dan musik disertai nyanyi oleh tetua Mak Yong dan atau pemain Mak Yong yang berperan sebagai tokoh utama (Cik Wang/Raja) yang disebut sebagai Menghadap Rebab. Setelah Menghadap Rebab dilanjutkan dengan ritual tari dan nyanyi Betabek, paparnya.

Menurut Pudentia, tarian Menghadap Rebab hanya ada di Mak Yong dan hanya ada di Kepulauan Riau. Repertoirnya amat penting karena belum diwariskan atau diturunkan pada banyak pihak. Musik pembuka dan sekaligus nyanyiannya juga amat penting karena sedikit sekali dokumentasi yang bisa dibuat.

Mak Yong juga dipakai sebagai pengobatan. Tetua Mak Yong merupakan tokoh spiritual dan tokoh informal untuk turut menyelesaikan masalah kemasyarakatan. Umumnya tokoh ini memiliki indera ke-6 dan mempunyai kemampuan supranatural, tambahnya.

Salah satu properti Mak Yong, yaitu topeng Betara Siwu dipercaya memiliki kekuatan spiritual dan terbukti pernah dipakai oleh Pak Atan (alm), pewaris Mak Yong generasi pertama di Riau, untuk menenangkan kerusuhan sosial di Batam pada aw al 1990-an, ketika Sijori mulai dicanangkan.