Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Macan Tamil Gunakan Tameng Manusia

Kompas.com - 16/12/2008, 05:28 WIB

KOLOMBO, SENIN - Human Rights Watch, Senin (15/12), mensinyalir, kelompok pemberontak Pembebasan Macan Tamil Eelam di Sri Lanka memaksa warga sipil untuk berperang atau bekerja dan menjadikan mereka sebagai tameng manusia dalam menghadapi gempuran tentara pemerintah.

Warga sipil itu dikerahkan ke zona perang. Laporan yang dihimpun dari saksi mata dan pekerja sosial di Sri Lanka utara yang dikuasai Macan Tamil menyebutkan, Macan Tamil kian keras memaksa warga sipil untuk berperang.

”Macan Tamil mengaku bertempur untuk rakyat Tamil, tetapi kebijakan ini menyebabkan kematian banyak warga sipil,” ujar Brad Adams, Direktur HRW Asia, dalam pernyataannya.

Belum bisa diperoleh komentar dari pihak Macan Tamil soal laporan tersebut. Seluruh komunikasi di kawasan perang terputus. Militer Sri Lanka terus merangsek ke basis Macan Tamil, manuver militer yang lebih progresif atas kubu Macan Tamil selama 25 tahun aksi pemberontak Tamil guna membentuk negara sendiri di utara dan timur negara pulau itu.

Disebutkan, hanya 1.000 warga sipil yang bisa lolos dari zona perang sejak Maret lalu. Macan Tamil diberitakan selalu menyandera seorang anggota keluarga sebagai jaminan apabila ada keluarga atau orang yang ingin pergi dari zona perang yang diklaim Macan Tamil sebagai tanah air yang mereka perjuangkan. Sandera itu sebagai jaminan bahwa keluarganya akan kembali lagi.

”Namun, kini mereka melarang semua orang pergi dengan mengatakan bahwa kami berperang untuk rakyat, jadi rakyat harus tinggal bersama kami,” demikian laporan itu.

Setiap pria berusia 18-45 tahun harus menjalani dua pekan latihan militer. Belakangan ini, Macan Tamil mulai merekrut personel di sekolah-sekolah dengan usia yang direkrut di bawah 18 tahun.

Kini setiap keluarga dipaksa menyerahkan seorang anggota keluarganya untuk bertempur. Pihak Macan Tamil kadang meminta dua atau lebih anggota keluarga untuk dipaksa berperang atau menjadi pekerja.

Badan sosial di sana menyebutkan, 230.000 orang dipaksa ”sebagai pekerja dan menjadi prajurit”. Mereka dipaksa membuat parit perlindungan dan bungker di medan pertempuran.

Analis pertahanan Iqbal Athas mengatakan, Macan Tamil punya alasan mempertahankan warga sipil, yakni jaminan pasokan pangan. (Reuters/ppg)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com