JAKARTA, SELASA — Ada indikasi dalam penelitian yang dilakukan Pusat Penelitian Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Papiptek-LIPI), pada 2010 Indonesia akan mempunyai Universitas Riset (UR). UR merupakan program belajar dengan berbasis riset.
"Beberapa negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand, sudah menerapkan Universitas Riset, sedangkan di Indonesia baru akan diawali Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 2010, baru kemudian diikuti UI (Universitas Indonesia) dan beberapa universitas negeri lainnya di Indonesia," kata Kepala Papiptek-LIPI, Dr Dudy Hidayat dalam seminar "Indikator Iptek" di Gedung LIPI Jakarta, Selasa (23/12).
Namun, untuk ke arah universitas riset masih dibutuhkan kerja keras untuk banyak meneliti dan menerbitkan hasil penelitian dalam jurnal internasional. Selama rentang waktu dari 2004 sampai 2008, Papiptek baru mencatat rasio publikasi internasional hanya 2.874 hasil penelitian dari 34.216 peneliti di Indonesia.
"Jika diambil angka rata-ratanya itu 0,08 persen, artinya dari 100 peneliti di Indonesia hanya memublikasikan delapan jurnal internasional. Sedangkan ketentuan yang ditetapkan oleh Academic Ranking of World Universities, Shanghai Jiao Tong University pada 2006, rasio publikasi internasional minimal dua paper per dosen setiap tahunnya," lanjut Dudy.
Syarat lain terbentuknya UR, kata Dudy, jumlah peneliti yang bergelar S3 di perguruan tinggi negeri persentasenya harus lebih dari 75 persen. "Pada 2007, persentase peneliti S3 hanya 18,9 persen, S1 (19 persen), dan S2 (62,1 persen). Semoga saja sebelum 2010 jumlah peneliti S3 dapat cepat bertambah," tutur Dudy.
Selain melakukan survei dengan metode wawancara langsung, Papiptek juga dibantu oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia dalam mendapatkan hasil survei.