Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

GTT dan PTT Pertanyakan Kejelasan Nasib

Kompas.com - 14/01/2009, 17:40 WIB

BANTUL, RABU — Guru Tidak Tetap dan Pegawai Tidak Tetap di Kabupaten Bantul mempertanyakan kejelasan nasib terkait dengan janji pemerintah untuk mengangkat mereka menjadi calon pegawai negeri sipil tahun ini. Rencananya mereka akan ke Jakarta untuk berdialog langsung dengan sejumlah menteri.

Ketua Forum Guru Tidak Tetap dan Pegawai Tidak Tetap atau GTT/PTT Kabupaten Bantul, Subardi, seusai menerima bantuan seragam dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul, Rabu (14/1), mengatakan, berdasarkan database tahun 2005 jumlah GTT/ PTT yang sampai saat ini belum diangkat menjadi CPNS masih 1.300 orang. Sebagian besar berusia sekitar 35 tahun dan sudah mengabdi selama belasan tahun.

"Setelah pemerintah berjanji akan mengangkat GTT/PTT, jumlahnya membengkak karena banyak pendaftar baru. Saat ini totalnya mencapai 2.300 orang, tetapi kami minta hanya 1.300 orang yang diprioritaskan," katanya.

Menurut Subardi, sepanjang tahun 2008 kemarin tidak ada satu pun GTT/PTT yang diangkat menjadi CPNS. Berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005, pengangkatan GTT/PTT menjadi CPNS akan diselesaikan akhir tahun 2009. "Sampai sekarang kami belum menerima kejelasan apapun, padahal sekarang sudah masuk tahun 2009," katanya.

Rencananya rombongan GTT/PTT Kabupaten Bantul akan bertolak ke Jakarta tanggal 15 Januari nanti. Mereka akan berkumpul dengan perwakilan GTT/PTT dari kabupaten lain, untuk sama-sama mendesak pemerintah melalui Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara, dan Badan Kepegawaian Nasional

Sardiyono, salah seorang GTT di SMK I Pajangan Bantul, mengatakan, penghasilannya selama ini masih jauh dari kata layak. Dalam sebulan pendapatan rata-ratanya Rp 600.000, yang berasal dari insentif pemkab Rp 200.000, insentif provinsi Rp 100.000, insentif APBN Rp 200.000, dan honor sekolah Rp 100.000.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com