Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ciliwung, yang dari Hulu Sudah Rusak

Kompas.com - 15/02/2009, 09:08 WIB

CILIWUNG yang mengalir sepanjang lebih dari 100 kilometer terbentuk dari puluhan mata air yang terpadat di Cisarua, Bogor. Puluhan mata air tersebut berada di antara ratusan hektar perkebunan teh di kawasan puncak. Air kemudian menyatu dan membentuk Ciliwung yang mengalir dari Cisarua, Bogor, hingga Teluk Jakarta, tepatnya di Sunda Kelapa, Jakarta Utara.

Sumber air Ciliwung yang berada di tengah perkebunan teh membuat Ciliwung rawan pendangkalan. Longsoran-longsoran tanah yang tidak bisa ditahan oleh akar teh menjadi sumber utama pendangkalan. Pendangkalan itu juga menyebabkan penyempitan Ciliwung.

Penggunaan bantaran sungai sebagai tempat bermukim juga menjadi ancaman serius bagi Ciliwung. Sejak dari hulu, okupasi lahan di pinggiran Ciliwung sudah terjadi. Mulai dari hulu di kawasan Puncak terus berlanjut hingga hilir di kawasan Sunda Kelapa. Di Jakarta, rumah-rumah warga di bantaran Ciliwung selalu tergenang luapan air saat musim hujan.

Keberadaan perumahan di bantaran sungai juga menimbulkan masalah lain. Pembuangan secara langsung limbah rumah tangga hasil kegiatan mandi, cuci, dan kakus menyebabkan kualitas air sungai jelek dan berbau tajam. Selain itu, rendahnya kesadaran warga untuk tidak membuang sampah ke sungai menyebabkan Ciliwung seakan menjadi tempat sampah terpanjang.

Ciliwung memang mempunyai sejarah panjang. Ciliwung yang pada zaman kerajaan menjadi andalan jalur transportasi dari Jakarta ke Bogor sekarang semakin rusak, kerusakan yang terjadi sejak dari hulu.

Teks dan foto-foto: Wisnu Widiantoro

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com