Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Hati-hati soal Proyek LNG Senoro

Kompas.com - 16/03/2009, 13:10 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Laporan perilaku usaha tidak sehat Mitsubishi Corporation dalam proyek LNG Senoro yang diajukan PT LNG Energi Utama (LNGEU) kepada KPPU membuat pemerintah berhati-hati.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro mengaku sedang meminta BP Migas dan PT Pertamina (Persero) untuk memastikan status hukum proyek LNG Senoro tersebut. Kepastian ini diperlukan sebelum pemerintah menerbitkan Sales Appointment Agreement (SAA) dan izin konstruksi proyek tersebut kepada pemilik blok Senoro, yaitu Pertamina, Medco, dan Mitsubishi.

"Saya dapat laporan dari Dirut Pertamina bahwa LNGEU pegang dokumen tertentu. Kalau seperti itu kan susah, nanti kita kasih SAA-nya ke Mitsubishi, Pertamina, Medco tapi mereka punya exclusive agreement. Bisa-bisa BP Migas yang di untut sama mereka, makanya kita tunggu dulu. Kita bicarakan dulu dengan pemda dan semua pihak. Karena jujur, saya enggak tahu mereka itu siapa," kata Purnomo, Senin (16/3).

Selain status hukum yang masih harus diselesaikan, setidaknya ada dua hal lain yang mendapat perhatian Purnomo. Pertama, produksi LNG dari Senoro nantinya diperuntukkan untuk apa. Apakah untuk ekspor atau untuk memenuhi kebutuhan gas domestik. "Karena harganya beda. Perhitungan harganya berapa, dari Pertamina ke BP Migas itu juga belum selesai. Tapi harus dipastikan gasnya untuk apa dulu," kata Purnomo.

Kemudian karena proyek LNG Senoro merupakan proyek downstream, maka urusan Departemen ESDM dan BP Migas hanya mengawasi sampai well head saja. "Kalau urusan keluarnya bukan urusan kita, ada Menteri Perdagangan dan Menteri Perindustrian. Kita perlu tahu yang punya wewenang perizinan itu siapa. Semua ini harus diklarifikasi," tambahnya.

Sebelumnya, Joint Operation Body (JOB) Pertamina dan PT Medco E&P Tomori mendapat komitmen pembelian LNG Lapangan Senoro dari dua perusahaan Jepang, Kansai Electric Power Co Inc dan Chubu Electric Power Co Inc masing-masing  1,1 juta metrik ton per tahun.

Lukman Mahfoedz, Direktur Operasional PT Medco Energi Internasional Tbk, menjelaskan, kesepakatan tersebut diperoleh pada Februari lalu dalam bentuk Head of Agreement (HoA) dengan kedua perusahaan. "Kalau HoA itu terealisasi, Kansai dan Chubu yang akan menerima kiriman dua kargo pertama LNG Senoro pada akhir 2012. Perkiraan kontraknya sendiri selama 15 tahun," kata Lukman, Jumat (13/3).

Dengan sudah disepakatinya HoA, artinya para pihak masih perlu membahas dan merampungkan Sales Appointment Agreement (SAA) dan mengajukan Gas Sales Agreement (GSA)-nya ke pemerintah. Sayangnya Lukman masih enggan menyebut harga jual gas yang diinginkan JOB dengan kedua perusahaan tersebut.

Selain itu, menurut Lukman, JOB masih menunggu izin konstruksi dari pemerintah sehingga bisa menentukan Final Investment Decision (FID) untuk proyek LNG Senoro tersebut. Lukman memperkirakan. proyek tersebut akan menelan dana sebesar 3,4 miliar dollar AS untuk investasi di sektor hulu sekaligus hilirnya. (Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com