Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unsri Buka Program SP2 ilmu Penyakit Dalam

Kompas.com - 19/03/2009, 00:09 WIB

PALEMBANG, KOMPAS.com - Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang menjadi pelopor di Indonesia membuka Program Spesialis (SP2) Konsultan Ilmu Penyakit Dalam.
    
Pada semester awal ini diharapkan program tersebut menjadi pilihan dokter spesialis penyakit dalam melanjutkan subsitusi bidang ilmu yang mereka tekuni, kata Dekan Fakultas Kedokteran Unsri, Prof Zarkasi Anwar, di Palembang, Rabu.

Menurut dia, perjuangan mewujudkan program SP2 ilmu penyakit dalam tersebut berjalan cukup panjang.

Sehingga mereka sangat bersyukur berhasil diresmikannya program tersebut dan mulai membuka pendaftaran mahasiswa pada tahun ajaran baru nanti, kata dia.

Sementara itu, pada tahap awal sudah terdaftar sebanyak tujuh calon mahasiswa yang selama ini berprofesi sebagai dokter spesialis penyakit dalam.

Ketujuh dokter yang telah mengambil spesialis penyakit dalam tersebut akan mengikuti perkuliahan menuju jenjang menjadi konsultan spesialis penyakit dalam, katanya.

Ia menjelaskan, dengan bertambahnya program SP2 tersebut, maka kini program studi spesialis pada Fakultas Kedokteran Unsri menjadi delapan.

Dan dalam waktu dekat ini akan bertambah lagi dengan diresmikannya program studi psikologi yang sebelumnya juga telah beroperasi sejumlah program studi spesialis lainnya, seperti anestesi, THT dan spesialis ilmu penyakit dalam, ujarnya.
    
Zarkasi menambahkan, sejak berdiri tahun 1962, Fakultas Kedokteran Unsri telah menghasilkan sekitar 3.000 dokter yang kini telah mengabdi di berbagai instansi dan daerah.
    
Secara operasional Fakultas Kedokteran Unsri pun sudah sesuai dengan ketentuan badan kesehatan dunia (WHO) tetapi dalam segi teori belum mampu meraih akreditasi A, tambah dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com