Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Suramadu, Feri Ujung-Kamal Terancam

Kompas.com - 04/04/2009, 11:43 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com — Eksistensi kapal penyeberang khusus (feri) Ujung (Surabaya)-Kamal (Madura) terancam dengan kehadiran Tol Suramadu yang terhubung pada tanggal 31 Maret 2009.

Untuk itu, pelaku usaha penyeberangan tersebut kini memohon bantuan Pemerintah Provinsi Jatim untuk mempertahankan keberadaan feri itu sebagai alat transportasi alternatif meskipun Tol Suramadu resmi beroperasi (12/6).

"Kondisi ini sudah kami pelajari dari situasi jalan Tol Surabaya-Porong. Ketika ada bencana lumpur Lapindo, jalan tol putus. Untung saja ada jalan alternatif sehingga transportasi masih tetap jalan," Ketua DPD Gabungan Pengusaha Sungai Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) Jawa Timur Bambang Harjo, Sabtu (4/4).

Berkaca dari keadaan Tol Surabaya-Porong, ia ingin kapal feri Ujung-Kamal tetap bisa beroperasi. Ia menegaskan, alat transportasi alternatif di rute Ujung-Kamal sangat penting, terutama apabila terjadi keadaan darurat yang membuat jembatan Suramadu tak bisa dilewati. Pihaknya berharap agar tarif yang berlaku di Tol Suramadu tidak terpaut jauh dengan tarif yang sekarang diterapkan bagi penumpang kapal feri.

"Tarif idealnya sama atau lebih murah sedikit tak ada masalah. Akan tetapi, kalau lebih murah hingga 30 persen, hal itu jelas mematikan eksistensi feri yang selama ini melayani Ujung-Kamal. Bahkan, diperkirakan, tingkat keterisian penumpang load factor yang semula 30 persen akan drop jadi 10 persen," katanya.

Ia menerangkan, kalau posisi load factor ke depan mencapai level 10 persen, maka bisnis kapal penyeberangan itu akan mati dan banyak orang yang menjadi pengangguran baru.

"Pada situasi krisis ekonomi global sekarang, Pemprov Jatim tidak ingin menambah angka pengangguran di provinsi ini. Untuk itu, kini saat yang tetap bagi pemerintah untuk mengajak pelaku usaha guna mencari solusi terbaik," katanya.

Ia menyebutkan, pembangunan Tol Suramadu sepanjang 5.438 meter dan bernilai investasi Rp 4,5 triliun ini dapat memengaruhi berkurangnya jumlah pengguna jasa feri. Bahkan, terjadi peralihan, dari yang semula menggunakan feri, menjadi memanfaatkan jembatan tersebut.

"Apabila pemprov tidak segera mengulurkan tangan kepada operator penyeberangan Ujung-Kamal, kematian feri yang dulu dianggap sebagai infrastruktur terpenting Jatim hanya tinggal menghitung hari," katanya.      

Sementara itu, pria yang juga selaku Direktur Utama PT Dharma Lautan Utama, operator penyeberangan Ujung-Kamal (Jawa-Madura), menyebutkan, keinginan para operator penyeberangan Ujung-Kamal hanya kepastian Pemprov Jatim tentang nasib mereka ke depan, apakah akan diizinkan terus beroperasi, ataukah harus mencari lahan baru.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com