Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raup Jutaan Rupiah dari Tulang

Kompas.com - 07/04/2009, 11:50 WIB

KOMPAS.com — Dua tahun lalu Beni menjadi korban pemutusan hubungan kerja massal. Ia lalu mencoba beternak lele. Ketika tengah menguras kolam untuk panen, Beni dan rekannya menemukan tumpukan tulang ikan dan ayam, sisa pakan lele. Tiba-tiba muncul ide di kepalanya. Tulang belulang yang sering kali dianggap orang tak berharga itu mereka ubah menjadi sepeda ontel, naga, motor besar, sampai becak.

Kerajinan dengan bahan baku tulang belulang pula yang membuat laki-laki bernama lengkap Beni Tri Bawono ini mengikuti berbagai pameran kerajinan, di antaranya di Yogyakarta dan Jakarta.

Dalam berbagai pameran itu, miniatur sepeda ontel, monster, sepeda motor gede atau moge seperti Harley Davidson, becak, dan kapal layar diberi harga sekitar Rp 1 juta. Adapun kerajinan berbentuk naga yang panjangnya lebih dari satu meter ditawarkan sekitar Rp 10 juta. Harga yang relatif tinggi, menurut Beni, merupakan bagian dari penghargaan atas kreativitas mencipta.

Bahan baku utama kerajinan itu dari tulang belulang ”gratisan” yang sebagian merupakan limbah warung makan di sekitar rumahnya. Bahan baku kerajinan itu tak hanya tulang ayam, tetapi juga tulang ikan dan tulang bebek. Sebagian besar tulang itu tidak dibentuk sesuai kebutuhan, tetapi kreativitaslah yang disesuaikan dengan bentuk tulang-tulang yang tersedia.

Sadel untuk sepeda ontel, misalnya, dibuat dari potongan punggung ayam, ban sepeda dari leher ayam yang dibentuk melingkar. Jeruji dibuat dari patahan tulang sayap, sedangkan kemudi sepeda dari tulang bebek. Ini yang menyebabkan pembuatan kerajinan seperti sepeda onthel bisa memakan waktu 10-15 hari, sementara untuk membuat naga yang lebih rumit diperlukan waktu hampir empat bulan.

Proses pembuatan kerajinan itu diawali dengan membersihkan tulang dari sisa-sisa daging. Untuk menghemat tenaga, hasil berburu tulang pada malam hari di warung-warung makan itu dia lemparkan ke kolam lele di belakang rumahnya. Setelah tiga hari, tulang itu diangkat dan direndam dalam air berformalin selama sehari semalam. Tulang-tulang itu kemudian dijemur hingga berwarna putih kering sambil sesekali disemprot formalin.

Tulang yang sudah benar-benar kering lalu mulai direkatkan dengan lem, sesuai dengan ide bentuk benda yang muncul. Setelah jadi, sebagai sentuhan akhir, rangkaian itu disemprot dengan cairan pembersih dan disapu dengan pewarna mutiara. Untuk memberi nilai tambah pada produknya, kerajinan itu dimasukkan ke dalam bingkai kaca.

”Kaca bingkainya juga kami potong sendiri dan sengaja dibentuk agar bisa dibuka. Ini supaya orang mudah membersihkannya, cukup disemprot cairan pembersih supaya awet. Asal tidak berada di tempat lembab, kerajinan ini bisa tahan lama,” kata Beni yang tinggal di Kelurahan Kebonbimo, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Andil rekan

Kreativitas membuat kerajinan tulang yang diberi label nama Boneart-Tlatar itu tak terlepas dari andil teman mainnya sejak kecil, Parmono atau Mono (27), panggilannya. Tentang nama merek produknya itu, kata Beni, ”boneart” untuk menggambarkan kerajinan ini terbuat dari tulang belulang. Adapun ”Tlatar” adalah tempat kelahirannya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Pendaftaran Beasiswa S1 Al-Azhar Mesir 2025 Tutup Hari Ini, Segera Daftar

Pendaftaran Beasiswa S1 Al-Azhar Mesir 2025 Tutup Hari Ini, Segera Daftar

Edu
Biaya Kuliah Fakultas Kedokteran Unhas, Cek Rincian UKT dan Uang Pangkalnya

Biaya Kuliah Fakultas Kedokteran Unhas, Cek Rincian UKT dan Uang Pangkalnya

Edu
Cara Daftar SMMPTN-Barat 2025 di 28 PTN, Klik pendaftaran.smmptnbarat.id

Cara Daftar SMMPTN-Barat 2025 di 28 PTN, Klik pendaftaran.smmptnbarat.id

Edu
Kemendikdasmen Minta Guru Tak Tergiur Janji Kelulusan Seleksi PPG Guru Tertentu 2025

Kemendikdasmen Minta Guru Tak Tergiur Janji Kelulusan Seleksi PPG Guru Tertentu 2025

Edu
Jurusan UI dengan Biaya Uang Pangkal Termahal di Jalur Mandiri, Kedokteran Berapa?

Jurusan UI dengan Biaya Uang Pangkal Termahal di Jalur Mandiri, Kedokteran Berapa?

Edu
10 Jurusan UI dengan Uang Pangkal Termurah Jalur Mandiri SIMAK UI 2025

10 Jurusan UI dengan Uang Pangkal Termurah Jalur Mandiri SIMAK UI 2025

Edu
Apa Jadinya Bumi Tanpa Serangga? Simak Penjelasan Pakar IPB

Apa Jadinya Bumi Tanpa Serangga? Simak Penjelasan Pakar IPB

Edu
Siswanya Banyak Diterima Kampus Top Dunia, Ini Biaya SMA Pradita Dirgantara

Siswanya Banyak Diterima Kampus Top Dunia, Ini Biaya SMA Pradita Dirgantara

Edu
Cek 2 Sekolah Kedinasan Tanpa Syarat Tinggi Badan, Bisa Kuliah Gratis

Cek 2 Sekolah Kedinasan Tanpa Syarat Tinggi Badan, Bisa Kuliah Gratis

Edu
Tunjangan Insentif Guru Non-ASN di RA dan Madrasah Cair Juni 2025, Cek Kriterianya

Tunjangan Insentif Guru Non-ASN di RA dan Madrasah Cair Juni 2025, Cek Kriterianya

Edu
Tren Pekerjaan yang Akan Melejit dan Merosot di Tahun 2030

Tren Pekerjaan yang Akan Melejit dan Merosot di Tahun 2030

Edu
Kecurangan UTBK SNBT 2025 dan Robohnya Integritas, Perlu Ganti Sistem?

Kecurangan UTBK SNBT 2025 dan Robohnya Integritas, Perlu Ganti Sistem?

Edu
Seleksi PPG Guru Tertentu 2025 Dibuka 3 Batch, Ini Kriteria Guru yang Bisa Ikut

Seleksi PPG Guru Tertentu 2025 Dibuka 3 Batch, Ini Kriteria Guru yang Bisa Ikut

Edu
Program Wajib Belajar 13 Tahun Akan Diatur dalam RUU Sisdiknas

Program Wajib Belajar 13 Tahun Akan Diatur dalam RUU Sisdiknas

Edu
Guru Besar Pertama Polimedia Tegaskan Peran Penting Pendidikan Pancasila di Era Digital

Guru Besar Pertama Polimedia Tegaskan Peran Penting Pendidikan Pancasila di Era Digital

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau