Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepasang Kekasih Tewas Disambar Petir

Kompas.com - 08/04/2009, 09:24 WIB

BOGOR, KOMPAS.com — Dua insan berlainan jenis ditemukan tewas di areal Kebun Raya Bogor (KRB), Selasa (7/4) pagi, oleh sejumlah petugas kebersihan. Dari luka bakar pada tubuh mereka, diduga pasangan itu tewas akibat disambar petir saat hujan deras pada Senin siang.

Kondisi Jemadi (40) dan Sumini (42), pasangan kekasih itu, luka gosong di sekujur tubuhnya. Jemadi, warga Pesing Polgar RT 05 RW 07, Kedaung Kaliangke, Cengkareng, Jakarta Barat, diketahui sudah memiliki istri yang tinggal di Ponorogo, Jawa Timur, sedangkan Sumini seorang janda.

Jenazah kedua orang itu ditemukan oleh empat petugas kebersihan, yaitu Faturahman, Hanif, Sufa, dan Rosita. Tubuh Jemadi telentang di bawah pohon leci yang sudah berusia sekitar 200 tahun. Satu meter darinya, tergeletak jasad Sumini.

Saat ditemukan di bawah pohon besar dekat danau yang bersebelahan dengan Istana Bogor itu, Jemadi mengenakan kaus berkerah warna cokelat dan celana hitam, sedangkan Sumini mengenakan baju motif bunga-bunga dan celana legging biru. "Diduga keduanya tersambar petir saat hujan deras," kata Humas KRB Amas, kemarin.

Menurut Amas, pada Senin siang kawasan tersebut dilanda hujan deras disertai petir. Saat itu, katanya, pihaknya langsung menginformasikan melalui pengeras suara kepada semua pengunjung KRB agar tidak berteduh di bawah pohon.

"Seperti biasanya, pengunjung diarahkan untuk berteduh di mushala jika hujan turun. Selain itu, kami mengerahkan petugas untuk melakukan patroli pengecekan ke seluruh area kebun raya," katanya.

Kejadian serupa, menurut Amas, pernah terjadi pada 2004. Saat itu dua orang tewas karena tersambar petir sewaktu berteduh di bawah pohon randu.

Sementara itu, Kapolsek Bogor Tengah AKP Ade Yusuf Hidayat mengatakan, berdasarkan keterangan sejumlah saksi, kedua korban ditemukan pada pukul 06.30. "Dilihat dari luka gosong di tubuh korban, keduanya tewas akibat tersambar petir," ujarnya kepada wartawan.

Sementara itu, keluarga Jemadi bisa dihubungi melalui nomor telepon yang ada di ponsel Jemadi. Saat ditemukan, ponsel itu sudah tidak aktif. Oleh petugas, SIM card-nya dipindahkan ke ponsel lain. Saat itulah muncul SMS dari seseorang bernama Adit yang menanyakan keberadaan Jemadi.

Pesan singkat itu dikirim pada Senin sekitar pukul 20.00. Saat nomor orang tersebut dihubungi oleh petugas, ternyata yang menjawab seorang wanita yang mengaku sebagai istri Jemadi dan tinggal di Ponorogo, Jawa Timur.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com