Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permintaan Global Diprediksi Turun, Harga Minyak Melorot Lagi

Kompas.com - 14/04/2009, 08:02 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com — Harga minyak mentah merosot, Senin (13/4) waktu setempat, setelah Badan Energi Internasional (IEA) menurunkan proyeksi permintaan global tahun ini.
    
Di New York Mercantile Exchange (NYMEX), kontrak berjangka utama minyak mentah jenis light sweet untuk pengiriman Mei berakhir pada 50,05 dollar AS per barrel, jatuh 2,19 dollar AS dari penutupan Kamis.
    
Di London, minyak Brent untuk pengiriman Mei turun 1,92 dollar AS menjadi 52,14 dollar AS per barrel. Pada Kamis, kontrak berjangka New York sempat membubung 2,86 dollar AS.

Harga minyak mentah pada akhir pekan lalu terpicu oleh sebuah rally (kenaikan panjang) di Wall Street, menyusul raksasa perbankan AS Wells Fargo yang memproyeksikan sebuah "rekor laba sebesar tiga miliar dollar AS pada kuartal pertama. Pengumuman ini mengirimkan saham-saham perbankan melambung.
    
Pasar tutup pada Jumat untuk hari libur Paskah. Kontrak New York turun pada Senin hingga mencapai 48,64 dollar AS per barrel dalam perdagangan harian. "Harga minyak telah bergerak turun karena para pelaku pasar bereaksi terhadap proyeksi IEA yang dirilis pada Jumat, yang menurunkan estimasi permintaan lagi, satu juta barrel per hari," kata Mike Fitzpatrick dari MF Global.
    
IEA, Jumat, mengatakan, pihaknya sekarang memperkirakan ekonomi global mengalami kontraksi 1,4 persen pada 2009 menggantikan sebuah ekspansi moderat dan memangkas permintaan global satu juta barrel per hari menjadi 83,4 juta barrel per hari, level terendah sejak 2004.
    
Fitzpatrick mencatat bahwa level harga sebuah fungsi dari apakah para pelaku memilih untuk berkonsentrasi pada fundamental atau harapan mereka untuk sebuah pemulihan.

Ellis Eckland, analis independen, mengatakan, harga minyak menguat dalam pekan-pekan terakhir didorong oleh penguatan pasar saham, sebuah barometer terhadap harapan para investor untuk pemulihan ekonomi dan pada permintaan komoditas.

"Kami memiliki sebuah rally kuat pada Kamis, dan selanjutnya kami memberikan sebuah bagian dukungan pada rally tersebut," kata  Eckland, menunjuk "sebuah korelasi yang sangat tinggi" antara pasar saham dan harga minyak.

Saham AS, yang naik lima pekan berturut-turut, ditutup mixed pada Senin. Jessica Hoversen dari MF Global mengatakan, penurunan pada Senin "terutama karena sebuah gerakan teknikal". "Anda dapat melihat banyak posisi jelang pekan ini" di mana banyak perusahaan akan menerbitkan hasil kinerja kuartalannya, kata dia.

OPEC mungkin menurunkan produksi minyaknya lagi jika permintaan global untuk minyak mentah terus menyusut dalam waktu dekat mendatang. Ini dikatakan Mohammad Ali Khatibi, perwakilan Iran di kartel. "Jika permintaan terus turun hingga pertemuan OPEC berikutnya, penurunan produksi lagi dimungkinkan," kata Khatibi seperti dikutip harian Iran, Hamshahri.
    
Pertemuan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) mendatang akan digelar pada 28 Mei. OPEC telah memangkas target produksi minyak seluruhnya 4,2 juta barrel per hari sejak September menjadi 24,84 juta barrel per hari, level terendah sejak sesaat setelah AS menginvansi Irak pada 2003.
    
Iran merupakan anggota dengan produksi minyak mentah terbesar kedua setelah Arab Saudi, dari kartel yang menghasilkan 40 persen dari produksi minyak mentah dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com