KOMPAS.com - International Journal of Obesity memuat hasil riset dari para peneliti Egg Nutrition Center, yang melakukan studi terhadap sejumlah orang berusia 25-60 tahun yang mengalami obesitas selama 2 bulan. Hasilnya, rutin mengonsumsi 2 butir telur saat sarapan dapat mengurangi berat badan hingga 65%, menurunkan angka indeks massa tubuh hingga 61%, dan membuat tubuh lebih berenergi.
Sarapan telur dapat menyukseskan penurunan berat badan yang sedang dijalani oleh mereka yang obesitas, demikian menurut Nikhil V. Dhurandhar, PhD, profesor laboratorium infeksi dan obesitas di Pennington Biomedical Research Center, yang bermarkas di Louisiana State University. Namun hal ini tergantung pada tujuan Anda mengonsumsi telur. Bila tujuannya agar perut terasa kenyang dan memakan lebih sedikit kalori sepanjang hari, cara ini bisa berhasil.
Dhurandhar dan timnya ingin mengetahui, jenis sarapan apa yang lebih mengenyangkan, apakah roti bagel, cream cheese, dan yogurt (semuanya 339 kalori); atau dua butir telur, toast, dan jeli (340 kalori). Penelitiannya melibatkan 30 wanita yang tidak menderita diabetes. Angka indeks massa tubuh (BMI, body mass index) mereka semula 25-35, yang membuat mereka masuk kelompok overweight, cenderung obesitas. BMI mengindikasikan total lemak tubuh; BMI 25-29 masuk kategori overweight, sedangkan BMI 30 atau lebih adalah obesitas.
Para wanita yang mengikuti percobaan tersebut mencoba dua jenis sarapan tersebut selama dua hari, tanpa mengetahui tujuan penelitian tersebut. Para peneliti hanya mengatakan pada mereka bahwa mereka sedang mempelajari efek sarapan pada tekanan darah dan kewaspadaan. Namun mereka mengajukan pertanyaan-pertanyaan periodik seputar rasa penuh pada perut, dan secara diam-diam memonitor apa menu makan siang para responden, dan mengawasi jurnal makan yang disimpan responden selama 24 jam.
Hasilnya, kelompok pemakan telur merasa lebih kenyang setelah sarapan, dan tahan kenyang lebih lama daripada kelompok yang mengonsumsi bagel. Rasa kenyang tersebut mendorong responden untuk makan lebih sedikit saat makan siang. Kelompok "telur" mengonsumsi 568 kalori saat makan siang, sedangkan kelompok "bagel" mengonsumsi 732 kalori. Dalam sehari, kelompok "telur" menghabiskan 1.761 kalori, dan kelompok "bagel" 2.035 kalori. Sarapan telur memiliki indeks rasa kenyang 50% lebih besar daripada sarapan sereal atau roti, dan mengurangi pemasukan energi saat makan siang hingga 29%.
Tertarik untuk mencoba resep ini? Agar tak cepat bosan menyantap telur setiap pagi, variasikan beberapa masakan telur yang menggugah selera. Bila Anda sedang terburu-buru, bawa dua butir telur rebus, santap di perjalanan.
Namun, jangan mengonsumsi telur mentah meskipun ada mitos bahwa telur mentah efektif meningkatkan stamina tubuh. Faktanya, telur mentah adalah telur yang belum siap dicerna oleh tubuh. Ikatan proteinnya masih kuat, sehingga proses pencernaannya di dalam tubuh menjadi lebih lambat. Tidak hanya itu, dalam sebuah telur yang tidak matang juga terdapat avidin, suatu zat protein yang dapat membawa pengaruh negatif pada tubuh. Keracunan avidin akan menyebabkan penyerapan vitamin dan mineral oleh tubuh menjadi terhambat, gejala kebotakan, dan penyakit dermatitis.
Oleh sebab itu, cara mengonsumsi telur yang paling baik adalah dalam keadaan matang. Hal ini dapat mencegah risiko infeksi bakteri salmonella, yang biasanya terdapat pada telur mentah. Bakteri salmonella merupakan bakteri penyebab penyakit tifus dan paratifus (typhoid dan paratyphoid).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.