Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Diminta Tentukan Nasib Siswa Gagal UN

Kompas.com - 20/04/2009, 19:30 WIB

WONOSARI, KOMPAS.com - Meskipun ujian nasional atau UN bagi siswa sekolah lanjutan tingkat atas baru mulai digelar, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Gunung Kidul meminta pemerintah pusat segera membuat aturan terkait siswa yang nantinya tidak lolos UN. Sejauh ini, belum ada kepastian tentang pemberlakuan ujian paket C bagi siswa gagal UN.

Menurut Kepala Bidang Pendidikan Luar Sekolah, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Gunung Kidul, Suharto, Departemen Pendidikan Nasional biasanya baru memutuskan penyelenggaraan ujian paket C bagi siswa pendidikan formal yang gagal UN beberapa hari jelang pelaksanaan. “Jadi kelabakan karena waktu persiapan mepet,” ungkapnya, Senin (20/4).

Ujian paket C setara SLTA rencananya akan diikuti oleh 486 peserta regular pada 23-26 Juni mendatang. Sedangkan ujian paket B setara sekolah lanjutan tingkat pertama serta ujian paket A setara sekolah dasar digelar 1-3 Juli mendatang. Ujian diikuti 2.506 siswa reguler paket B dan 223 siswa reguler paket A.

Tahun lalu, peserta formal ujian paket C mencapai 800 orang dan 1.400 peserta formal ujian paket B. Suharto mengaku prihatin karena sebagian materi ujian kejar paket sama sekali tidak diajarkan di pendidikan formal seperti SMA dan SMK. Akibatnya, peserta formal kewalahan mengerjakan soal ujian.

Sekretaris Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Gunung Kidul Wahyu Pujiyanto menambahkan bahwa UN SLTA di Gunung Kidul kali ini diikuti oleh 2.303 siswa SMA dan 3.645 siswa SMK. Untuk mendongkrak angka kelulusan siswa, tiap sekolah minimal telah menggelar uji coba ujian sebanyak empat kali.

Ditemui seusai ujian hari pertama dengan materi bahasa Indonesia, siswa SMK Negeri II Wonosari Slamet Subaryono mengaku tak mengalami kesulitan dalam pengerjaan soal UN. Mata pelajaran yang menjadi momok UN bagi dia dan rekan-rekannya adalah matematika. “Model ujian hari ini 80 persen mirip uji coba ujian tingkat provinsi,” ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com