Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Sinarmas, Teknologi "Hidup Damai" dengan Kurikulum

Kompas.com - 24/04/2009, 12:24 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Selama diawasi dengan standar pengawasan yang baik dan SDM terlatih, teknologi canggih bukanlah "musuh" berbahaya buat anak karena nyatanya bisa hidup berdamai dengan kurikulum pendidikan di sekolah. Terbukti, minat belajar dan bakat siswa-siswi di Sinarmas World Academy (SWA) ternyata bisa dipancing justru dengan memanfaatkan peralatan digital yang sering mereka manfaatkan.

Hal tersebut telah dibuktikan oleh siswa-siswi SWA, kemarin (Kamis, 23/4) di BSD, Provinsi Banten. Sebutlah Adellea, misalnya. Siswi kelas 5 ini ternyata mahir menuangkan imajinasinya dalam bentuk gagasan utuh berupa Digital Storytelling.

Di hadapan para jurnalis, tanpa malu-malu Adellea menjelaskan langkah dan proses keseluruhan proyek digital storytelling itu. Memanfaatkan perangkat lunak di laptopnya, Adellea mampu mengutak-atik foto, gambar hidup, serta animasi 3D.

Dengan mahirnya, Adellea merangkai naskah dan cerita, lalu mengisinya dengan vokal. Setelah itu, proyek ini ditampilkannya di internet. Semua siswa bisa mengaksesnya.

Lain lagi dengan Marc dan Danny, siswa-siswa dari kelas 7. Mereka berdua menjadi pemain, sutradara, sekaligus juga editor bagi proyek Podcasting yang diarahkan dari pihak sekolah. Yaitu, yaitu konsep pembelajaran mengenai lingkungan sekitar dalam bentuk film pendek berupa 'i-Race'.

Rentetan kerja mereka berdua cukup apik dan mengundang decak kagum para wartawan. Mereka merekam semua kejadian di pasar tradisional BSD, satpam di jalan, tukang foto kopi, atau apa saja yang menarik dan dekat dengan lingkungan sekolah SWA. Setalah itu, keduanya lalu menggabungkan hasil rekaman itu, mengeditnya, memadukannya dengan vokal dan musik, serta meracik kualitas gambar dan suaranya hingga memuaskan.

Teknologi bukan musuh anak

Menurut Jane Ross, guru spesialis teknologi digital Sinarmas World Academy (SWA), minat belajar dan bakat siswa-siswi di sekolah bisa dipancing justeru dengan memanfaatkan peralatan digital yang sering mereka manfaatkan.

"Selain laptop, di sini iPhone dan iPod justru tidak jauhi dari anak-anak asalkan dibuat silence. Bukan maksud ingin membebaskan mereka, hanya saja dengan bimbingan dan pengawasan kami justru mereka kami arahkan selalu kreatif dengan semua perangkat teknologi di tangannya," kata Jane, yang juga seorang Apple Distinguished Educator ini.

Menurut Jane, di sekolah ini laptop, iPhone, dan iPod boleh digunakan untuk apa saja dan bahkan bisa disinergikan untuk berkreasi membuat apa saja, mulai sekadar browsing, merekam gambar, membuat blog, komik, bahkan film pendek. "Di tingkat taman kanak-kanak kami menjadikan laptop dengan software tersendiri sebagai media anak belajar mengenal huruf," kata Jane.

Jane menandaskan, menyediakan laptop berlayanan internet tak berbatas bagi semua murid dan guru justru menjadi totalitas SWA untuk menerapkan konsep belajar mengajar berbasiskan teknologi dan informasi yang tinggi. "Dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena semua kerja siswa bisa dimonitor oleh guru dan staf sekolah melalui smartboard yang tersambung lewat server," ujar Jane.

Selain itu, Jane menambahkan, guru dan murid bisa selalu berinteraksi langsung ketika murid bertemu masalah saat browsing ataupun riset. "Kita juga bisa memberi masukan apa pun tentang yang mereka kerjakan dari layar monitor smartboard ini," tutur Jane.

Jane mengatakan, dengan pengawasan yang baik dan SDM terlatih dengan mumpuni, minat belajar dan bakat siswa-siswi SWA ternyata bisa dipancing dengan memanfaatkan teknologi digital di tangannya. "Karena pada akhirnya kreativitas mereka muncul sebab belajar tidak lagi hanya mereka lakukan di dalam kelas melainkan juga di kantin, taman, atau di mana saja sesukanya di sini," ujar Jane.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com