Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wawancara Beasiswa, Ini Dia Panduannya (Bagian II-Habis)

Kompas.com - 29/04/2009, 11:27 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Beberapa pertanyaan utama sudah dilontarkan. Anda pun kemungkinan sudah bisa memiliki gambaran untuk menjawabnya. Namun jangan puas dulu, masih ada beberapa pertanyaan dan hal lain perlu Anda ketahui. 

Kira-kira, siapakah yang memengaruhi hidup Anda? Alasannya?
Anda tentu punya background perjalanan hidup Anda. Ayah, ibu, paman, atau teman sekalipun yang Anda anggap punya kontribusi dalam cara pandang atau meraih prestasi dalam hidup Anda, kiranya penting untuk dikisahkan.

Seberapa dekat Anda dengannya juga bisa menjadi fokus tambahan cerita Anda kepada si pewawancara sebagai alat yang bisa semakin meyakinkannya.

Anda pasti pernah berbuat kesalahan, bisa tolong ceritakan, bagaimana Anda bisa belajar sesuatu dari kesalahan Anda itu!

Ini bukan pertanyaan menjebak. Buat Anda, justru di sinilah letak si pewawancara ingin mengetahui lebih jauh mental dan sikap Anda dalam menerima sebuah kesalahan, memperbaiki kesalahan itu, dan lebih baik di masa depan. Berikut kiat Anda menuntaskan masalah terkait kesalahan-kesalahan Anda itu.

Bagaimana Anda menghadapi sebuah masalah besar dalam hidup Anda. Silakan Anda ceritakan!

Dari sekian banyak masalah pernah Anda hadapi, tentu ada satu dua yang bisa Anda bilang sebagai masalah besar dalam hidup Anda. Pilah-pilih dulu, tentukan baik buruknya masalah yang akan Anda ceritakan, baru kemudian Anda kisahkan kepada pewawancara. Hal ini tentu terkait dengan kepribadian Anda di mata institusi pemberi beasiswa. 

Apa yang Anda harapkan segera setelah lulus nanti?

Upayakan jawaban Anda adalah ingin meneruskan sekolah, mencoba merintis karier atau bekerja, dan bukan ingin menikah, membeli rumah, atau jalan-jalan ke luar negeri, misalnya. Hal ini terkait pengembangan diri Anda dan institusi pemberi beasiswa di masa depan. Mereka tidak ingin mencetak Anda sebagai pribadi yang sia-sia.  

Lebih lanjut, Anda tidak akan menemukan pertanyaan lain yang berarti. Tetapi, beberapa hal di bawah ini sangat perlu menjadi perhatian: 
- Anda datang tepat waktu.

- Kenakan pakaian yang cocok, dan bukan jenis pakaian nonformal atau tidak resmi.

- Kesan yang baik bukan diciptakan oleh pewawancara, melainkan oleh Anda. Maka, sambut si pewawancara, beri salam, jabat tangannya, dan langsung kenalkan nama Anda.

- Sekali lagi, diplomatis tidak untuk mengajarkan Anda berbohong, melainkan memberi jawaban yang tepat, baik itu untuk mengiyakan atau "mengelak". Hindari jawaban bertele-tele, ngalor-ngidul, dan keluar dari topik utama pertanyaan. Jika itu terjadi, Anda hanya akan membuka peluang bagi si pewawancara untuk terus memberi pertanyaan lanjutan.

- Ingat, tak selamanya pewawancara ingin Anda memberikan jawaban cepat. Kadang, pertanyaan sulit darinya adalah semata untuk melihat reaksi Anda. Untuk itulah, saat bingung mendera karena tidak lantas bisa menjawab, ada baiknya Anda diam sejenak dan berpikir. Ya, Anda tidak perlu gegabah dan sembrono mengeluarkan kata-kata yang sebenarnya Anda tidak tahu maksud dan tujuannya. 

Nah, kini Anda semakin siap dipanggil wawancara, bukan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com