JAKARTA, KOMPAS.com — Turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) 7,25 persen mendongkrak pertumbuhan nasabah Bank Syariah Mandiri. Kepala Kas Bank Syariah Mandiri Pasar Baru, Yance Yulius, Kamis lalu, mengatakan, kenaikan jumlah nasabah dalam dua hari terakhir sangat signifikan dibanding beberapa hari sebelum BI menetapkan BI Rate.
"Ada peningkatan nasabah dibanding sebelumnya. Persentasenya cukup tinggi, hampir 50 persen," katanya.
Yance mengatakan, kebanyakan dari nasabah tersebut melirik deposito Syariah Mandiri. Menabung di bank syariah, katanya, berbeda dengan bank konvensional yang mengenal sistem bunga bank. "Kami hanya mengenal bagi hasil dan akad (perjanjian) dibuat lebih awal sehingga antara nasabah dan bank sudah ada kesepakatan lebih awal," jelas Yance.
Dia mengatakan, mereka yang datang menabung ke Bank Syariah Mandiri hampir semua kalangan dan berbagai profesi. Sebagian di antaranya dari kalangan orang China dan India. "Hari kemarin kebanyakan ibu-ibu. Ada yang nabung Rp 250 juta ada juga yang hanya Rp 5 juta," katanya.
Dia mengatakan, ada juga nasabah yang datang hanya sekadar mencoba-coba dan membandingkannya dengan bank lain. Namun, katanya, setelah mendapat penjelasan tentang mekanisme bank syariah, yang bersangkutan akhirnya memutuskan menyimpan uangnya di bank syariah.
Yance mengakui bahwa sejak bank syariah lahir pada 1999 hingga kini masih banyak yang belum mengenal persis tentang sistem yang berlaku di bank syariah, yakni sistem bagi hasil dan bukan suku bunga. "Karena kami tidak menganut sistem bunga bank seperti bank konvensional, BI Rate sebetulnya tidak terlalu berpengaruh," ujarnya.
Nosa, bagian Customer Service Bank Syariah Mandiri Pasar Baru, menjelaskan bahwa penetapan BI Rate 7,25 persen tidak memberi pengaruh pembiayaan yang signifikan terhadap bank syariah. "Bagi bank syariah kecukupan rasio sudah cukup murah," kata Nosa.