Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Sedot Valas lewat Bunga Tinggi

Kompas.com - 12/05/2009, 14:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Perbankan masih membutuhkan valuta asing (valas) dalam jumlah besar. Karena itu, kini mereka berlomba menawarkan suku bunga tinggi untuk memikat simpanan valas. "Kalau kebutuhan kami akan valas meningkat, ya kami lari ke deposito seperti bank-bank lain," ujar Direktur BRI Sudaryanto Sudargo, Senin (11/5).

Sayang, dia tidak merinci kebutuhan valas yang tinggi tersebut. Namun, pengamat perbankan dari Mandiri Sekuritas, Mirza Adityaswara, menduga sebagian bank membutuhkan valas dalam jumlah besar untuk menurunkan rasio kredit dibanding simpanan alias loan to deposit ratio (LDR) valas. Sebelum krisis melanda, rata-rata LDR valas perbankan di atas 100 persen. Kini mereka ingin menurunkan rasio itu agar tak tertekan saat terjadi permintaan valas.

Sebagian orang menduga, bank semangat mengumpulkan valas untuk memenuhi kebutuhan pembayaran utang luar negeri oleh sektor swasta. Maklum, suplai valas dari hasil ekspor turun dari 12 miliar dollar AS per bulan menjadi sekitar 7 miliar dollar AS.

Tapi, menurut Mirza, nilai kebutuhan pembayaran utang luar negeri tak besar, hanya sekitar 22 miliar dollar AS. Apalagi, kebutuhan valas untuk impor juga mengalami penurunan. 

Tawarkan bunga tinggi

Seiring dengan membaiknya likuiditas valas. Dana masyarakat di perbankan merambat naik di triwulan pertama Bankir mensinyalir pemicu aliran dana valas ini tak lain karena perbankan di Indonesia menawarkan bunga yang ranum.

Bayangkan saja, meskipun Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hanya menjamin simpanan dengan bunga wajar 2,75 persen, ternyata perbankan masih berani menawarkan bunga simpanan valas antara 3 persen-4 persen setahun. "Itu terjadi di kami," kata Direktur Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, Ahad (10/5).

Berdasarkan data dari Pusat Informasi Pasar Uang (PIPU), pada akhir pekan lalu Bank Mega masih menawarkan bunga deposito valas sebesar 3,5 persen baik jangka waktu sebulan, 2 bulan, sampai 12 bulan.

Kostaman mengaku, bukan cuma Bank Mega yang menawarkan bunga tinggi untuk dana dalam valas. Meski tak menyebutkan banknya, Kostaman bilang kebanyakan bank nasional menawarkan bunga deposito valas 3 persen-4 persen.

Bunga valas di perbankan Indonesia masih lebih tinggi daripada bunga dollar yang ditawarkan di Australia, Amerika Serikat, Jepang, bahkan Singapura.

Di Australia, bunga deposito valas sebulan 3,075 persen serta 3,3 persen untuk 2 dan 3 bulan. Sementara, di Amerika Serikat hanya 0,31 persen (1 bulan), 0,9 persen (2 bulan), dan 1,07 persen (3 bulan). Jepang memasang bunga dollar sebesar 0,22 persen (1 bulan), 0,30 persen (2 bulan), dan 0,525 persen (3 bulan). Sementara Singapura 0,31 persen (1 bulan), 0,47 persen (3 bulan), dan 0,625 persen (6 bulan).

Menurut data PIPU, beberapa bank yang menawarkan bunga deposito valas di atas penjaminan LPS antara lain BRI sebesar 2,875 persen untuk semua jenis deposito. Lalu Bank Permata menawarkan bunga 2-3 persen, dan Bank CIMB Niaga 3,125 persen-3,5 persen.

Namun, Direktur Bisnis  CIMB Niaga Handoyo Soebali mengatakan, bunga simpanan valas di atas 3 persen hanya berlaku bagi simpanan valas  yang belum jatuh tempo. Kini bunganya suda di bawah 3 persen, seiring mencairnya likuiditas valas," katanya. (Ruisa Khoiriyah, Dyah Megasar,Moch. Wahyudi, Arthur Gideon/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com