Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Guru Oemar Bakri" untuk Hormati Dunia Pendidikan

Kompas.com - 14/05/2009, 01:49 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com--Pameran seni visual bertajuk "Guru Oemar Bakrie" yang digelar di Jogja Gallery Yogyakarta ditujukan sebagai penghormatan kepada dunia pendidikan dan para pendidik, serta upaya pembacaan terhadap dunia pendidikan di
Indonesia.

"Tajuk itu diambil dari lirik lagu gubahan musisi Iwan Fals dan lirik lagu Hymne Guru, yang notabene merupakan lagu wajib nasional yang makin pupus di ingatan diharapkan dapat merangsang gagasan dan kreativitas para perupa yang diundang," kata konseptor pameran Suwarno Wisetrotomo di Yogyakarta, Rabu.

Ia mengatakan, pameran itu diharapkan dapat menjadi media untuk melihat lapis kenyataan tersebut dengan pendekatan seni, khususnya seni rupa.

Para perupa diharapkan, dengan segala kecerdasan, kenakalan, dan sensitivitasnya dapat menemukan bahasa dan bentuk yang menggugah dan memberikan pencerahan bagi banyak orang.

"Segala cara pandang atau pendekatan itu diharapkan tetap berbasis pada upaya penghormatan, cinta, dengan segenap sikap kritis. Bukankah seniman pada dasarnya adalah saksi, pencatat, dan pewarta atas segala peristiwa pada zamannya, agar masyarakat luas tercerahkan?," katanya.

Menurut dia, banyak pakar pendidikan sudah bicara dengan berbagai teori dan perspektif. Namun, yang terjadi dan tampak hingga hari ini, secara umum, adalah lapis-lapis persoalan yang sudah disebut sebelumnya.

"Oleh karena itu, lagu karya Iwan Fals berjudul Guru Oemar Bakrie terus terngiang dalam ingatan kita semua. Syair lagu itu fokusnya lebih pada nasib guru yang setia dan penuh komitmen, namun tampak ’ringsek’ di depan situasi hari ini, termasuk situasi ’kualitas siswa’ yang menyedihkan," katanya.

Tentu saja hal itu merupakan pandangan yang menggeneralisasikan kenyataan, karena fakta di lapangan menunjukkan banyak juga ditemukan situasi yang "ideal", baik yang terkait dengan guru, siswa, sekolah, fasilitas, maupun kualitas, yang menjadi keharusan.

"Artinya, jika hari ini masih terdapat banyak kenyataan yang tidak ideal, pasti ada yang salah urus, salah asuh, salah persepsi, salah ajar, dan salah kepemimpinan yang harus dikatakan dengan jujur demi masa depan yang lebih baik," katanya.

Menurut dia, pendidikan adalah investasi. Pendidikan mahal itu biasa, masuk akal, dan bisa dimengerti, tetapi persoalannya adalah bagaimana cara membayarnya, atau siapa yang sanggup membayar, atau siapa yang membiayai.

Guru harus sejahtera, fasilitas sekolah harus memadai, itu semua merupakan keniscayaan. Artinya, di samping sistem yang harus baik dan benar, terkait juga dengan persoalan kesejahteraan masyarakat.

"Dengan latar belakang semacam itu, Jogja Gallery menyelenggarakan pameran seni visual bertajuk ’Guru Oemar Bakrie’ yang berlangsung hingga 7 Juni 2009," kata dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com