Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertarung Menjual Ekonomi Kerakyatan

Kompas.com - 18/05/2009, 10:36 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah tiga pasang calon presiden (capres)-calon wakil presiden (cawapres) sudah jelas, mari kita mulai menelisik program-program yang mereka tawarkan. Dan salah satu yang paling penting adalah bagaimana program ekonomi mereka. Maklum, bagi kebanyakan warga Indonesia, inilah persoalan yang paling penting di tengah bayang-bayang krisis finansial global sekarang ini.

Meski belum terlalu konkret, tim sukses ketiga pasangan sudah mulai mengumbar janji. Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono, misalnya, memastikan akan melanjutkan program ekonomi selama lima tahun terakhir ini. "Ide-ide yang sudah ada akan kami perkuat," kata Jumhur Hidayat, salah satu anggota tim sukses pasangan ini, kemarin.

Yang menarik, pemilihan presiden kali ini punya perbedaan yang sedikit lebih jelas ketimbang tahun 2004 dalam hal ekonomi. Setidaknya, ada perbedaan orientasi di antara pasangan SBY-Boediono dan Jusuf Kalla-Wiranto di satu sisi dengan Megawati-Prabowo (Mega-Pro) di sisi lain.

Mega-Pro dengan tegas akan menjual program ekonomi kerakyatan dengan basis petani dan nelayan yang sekarang seolah kembali menjadi tren. "Pak Prabowo akan mengurusinya," cetus Megawati, pekan lalu.

Tapi, pasangan lain juga tak mau kalah dengan mengklaim akan mengusung ekonomi kerakyatan. Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Max Sopacua menegaskan, meski masih dibahas, SBY-Boediono tidak akan menganut ekonomi liberal. "Pemerintahan harus diimplementasikan sebagai ekonomi prokerakyatan," tegasnya.

Jusuf Kalla-Wiranto pun enggan ketinggalan. Anggota tim suksesnya, Bambang Soesatyo, mengatakan, meski probisnis, pasangan ini juga melanjutkan program bantuan langsung tunai (BLT) yang merupakan bagian ekonomi kerakyatan. Selain itu, pasangan ini juga akan mewajibkan pemakaian produk dalam negeri dan merevisi peraturan pajak.

Sebetulnya, yang lebih penting adalah siapa menteri yang akan menerapkan "ekonomi rakyat" dari masing-masing kontestan. Sayang, belum ada transparansi untuk soal ini. (Martina Prianti, Anna Suci Perwitasari, Ewo Raswa/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com