Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tin Mulyawati, Atasi Sulitnya Kimia dengan Biji Sempoa

Kompas.com - 19/05/2009, 15:03 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com — Prihatin terhadap nilai kimia para siswanya yang di bawah standar akibat kurang aktif belejar, Tin Mulyawati merancang metode baru belajar kimia berupa 'Pengisian Konfigurasi Elektron Menggunakan Biji Sempoa'. Hasilnya, 99 persen siswa lebih aktif belajar.

Awalnya, Tin Mulyawati, SPd merasakan bahwa besar kemungkinan para siswa tersebut menganggap kimia adalah pelajaran yang sulit dan membosankan. Tin menambahkan, kebetulan materi pelajaran kimia di semester satu kelas X yang diasuhnya itu banyak berupa teori dan abstrak. Materi tentang struktur atom, misalnya.

Alhasil, konsep pembelajarannya terkesan monoton. "Siswa sulit membayangkan bagaimana itu atom dan hal itu menyebabkan siswa tidak dapat menyerap pelajaran secara maksimal," kata guru pelajaran kimia di SMA Negeri 25, Bandung, ini.

Mulailah, Tin membuat suatu bagan 'Konfigurasi Elektron Menggunakan Biji Sempoa', yaitu sebuah alat peraga berupa diagram mnemonik Moeller yang menggunakan biji sempoa.

Pada diagram itu, Tin menganalogikan biji-biji sempoa sebagai elektron. Konfigurasi biji sempoa atau elektron tersebut ditentukan oleh jumlah elektron itu sendiri, yang bergerak mengelilingi inti pada lintasan sesuai tingkat energinya.

"Hasilnya, pada saat pelajaran berlangsung 99 persen siswa aktif berinteraksi baik dengan guru atau dengan sesama siswa lainnya," ujar Tin. "Padahal sebelumnya, dari 8 kelas rata-rata hanya 17 persen siswa yang aktif mengikuti pelajaran kimia ini," tandas Tin.

Di mata para siswa, metode tersebut pun diakui sangat membawa perubahan. Ganjar, siswa Kelas X C SMA Negeri 25, Bandung, misalnya, mengaku bahwa konsep belajar praktik tersebut ternyata lebih mudah dimengerti daripada membaca atau menghafalnya dalam bentuk teori. "Apalagi alat peraga ini bisa dibawa ke mana-mana," kata Ganjar.

Pendapat senada dilontarkan oleh Lira Mayora, siswi Kelas X-A di sekolah yang sama. "Kita tidak merasa bosan dan malas, karena cara ini terus membuat kita selalu aktif dan komunikatif," kata Lira.

 

Penghargaan CSF 2007

Lahir di Bandung, 26 November 1968, Tin Mulyawati, SPd merupakan anak ke-10 dari 11 bersaudara. Meskipun mengakui Matematika adalah pelajaran yang paling disukainya, Tin justru memilih jurusan kimia saat dirinya mengenyam pendidikan tinggi di Diploma III Kimia ITB, Bandung. Tin memperoleh jurusan tersebut melalui jalur PMDK III dan lulus pada 1990.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau