Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prosedur Penerimaan Siswa Baru Tidak Rumit

Kompas.com - 21/05/2009, 21:51 WIB

GUNUNG KIDUL, KOMPAS.com - Prosedur penerimaan siswa baru terutama sekolah dasar atau SD di wilayah pedesaaan Gunung Kidul tidak rumit. SD di pelosok desa bahkan tidak mematok jadwal khusus pendaftaran. Pendaftaran siswa baru masih bisa dilaksanakan ketika kegiatan belajar mengajar telah berlangsung dan dilakukan secara informal.

Di SD Banyumeneng, Dusun Banyumeneng I, Desa Giriharjo, Panggang, misalnya, pendaftaran siswa baru sudah bisa dilaksanakan hingga hari pertama dimulainya tahun ajaran baru. “Biasanya siswa masuk kelas dulu baru mendaftar,” ungkap Kepala SD Banyumeneng Kadari.

Hingga Kamis (21/5), belum ada calon siswa yang mendaftar untuk masuk SD Banyumeneng. Pendaftaran siswa juga tidak dilakukan secara formal dengan mendatangi sekolah, tetapi lewat guru yang bermukim di desa sekitar SD. “Orangtua bisa mendaftarkan anaknya ke guru agama yang berdomisili di Dusun Banyumeneng,” tambah Kadari.

Tahun ajaran baru bagi siswa SD akan dimulai 17 Juli mendatang.  Pada Sabtu (23/5) hingga Selasa (26/5), siswa kelas VI masih harus mengikuti ujian sekolah dan dilanjutkan dengan ujian praktek. Gelaran pelepasan siswa kelas VI rencananya akan dilaksanakan pada Sabtu (30/5) di SD Banyumeneng.

Menurut Kadari, saat ini telah tersedia calon siswa dari Taman Kanak-Kanak di Dusun Banyumeneng sebanyak 28 anak. Jumlah siswa SD Banyumeneng dari tahun ke tahun cenderung stabil. Total jumlah siswa tahun ini sebanyak 179 siswa yang berasal dari tiga dusun yaitu Dusun Banyumeneng I, Dusun Banyumeneng II, dan Dusun Banyumeneng III.

Kerja sama dengan TK terdekat juga dilakukan oleh SD Joho, Dusun Joho, Desa Songbanyu, Girisubo. Menurut Kepala Sekolah SD Joho  Warsa, seluruh lulusan dari SD Joho akan ditampung di SMP III Girisubo yang bangunannya terletak saling berdampingan.

SD dan SMP tersebut dibangun ketika pemerintah menggulirkan program pembangunan SD-SMP satu atap pada tahun 2007. Meskipun pemerintah telah menghentikan program sekolah satu atap, penyatuan SD dan SMP di wilayah terpencil sanggup mendongkrak keberlanjutan pendidikan siswa untuk penuntasan wajib belajar sembilan tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com