Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendidik dengan Memenuhi Hak Anak...

Kompas.com - 05/06/2009, 11:27 WIB

"Bagaimana mengetahui batasan antara mendidik dan memberikan hak anak?" pertanyaan itu terlontar dari Choirunnisa (42), salah seorang ibu, dalam bincang-bincang bertajuk "Homeschooling, Alternatif Pendidikan Masa Depan" di Hotel Ciputra, Kota Semarang, Rabu (3/6).

Acara tersebut menandai dibukanya Homeschooling Kak Seto Semarang di Jalan Klenteng Sari, Banyumanik, Kota Semarang.

Pertanyaan itu kemudian dijawab dengan elegan oleh psikiater anak, Kresno Mulyadi, "Pendidikan itu seperti merawat kuntum-kuntum bunga dalam taman. Biarkan mereka tumbuh menjadi melati, mawar, dan tanaman lainnya".

Menurut Kresno, mendidik dan memenuhi hak anak merupakan dua hal yang tidak terpisahkan. Anak perlu diberikan ruang untuk menuangkan ekspresinya dalam koridor tertentu. "Kita harus memberdayakan anak dengan cara yang tidak otoriter," ujar Konsultan Homeschooling Kak Seto yang juga saudara kembar Kak Seto tersebut.

Hal itulah yang juga coba diterapkan Seto Mulyadi dalam homeschooling miliknya. Menurut Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto ini, belajar merupakan hak anak, bukan menjadi kewajiban. Untuk itu, anak berhak mendapatkan metode pendidikan yang menyenangkan.

"Yang jelas, tidak ada keterpaksaan dan tekanan bagi anak untuk belajar. Anak mesti dibiarkan berkreasi sesuai dengan nalurinya," kata Kak Seto.

Dalam homeschooling, pembelajaran diberikan kepada anak dengan efektif. Sebab, tutor dituntut untuk memahami anak terlebih dahulu sebelum membawakan materi kepada mereka.

"Mendidik itu harus melalui hati. Dengan begitu, potensi anak dapat dikembangkan secara optimal," kata Kak Seto yang juga Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak ini.

Direktur Homeschooling Kak Seto Semarang (HSKS) Nugroho mengatakan, adanya homeschooling di Kota Semarang diharapkan dapat menjadi pendidikan alternatif bagi para orangtua dalam menyekolahkan anaknya.

"Yang membedakan homeschooling dengan sekolah formal adalah metode pembelajarannya, waktu, dan tempat belajar," kata Nugroho.

Anggreini (38), warga Manyaran, mendaftarkan dua anaknya untuk bersekolah di HSKS. Menurutnya, anaknya dapat menyerap materi secara efektif dengan metode yang ditawarkan homeschooling. "Pendidiknya mengajar dengan memahami karakter anak lebih dulu. Anak saya akan diajari dengan apa pun kondisinya," katanya. (Harry Susilo)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com