Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Penerbangan Kehilangan 9 Miliar Dollar AS

Kompas.com - 08/06/2009, 17:09 WIB

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - IATA (The International Air Transport Association) merevisi proyeksi kerugian industri penerbangan dunia tahun 2009 dari 4,7 miliar dollar AS menjadi 9 miliar dollar AS.
   
IATA juga merevisi kerugian penerbangan dunia tahun 2008 dari 8,5 miliar dollar AS menjadi 10,4 miliar dollar AS, kata Dirjen IATA Giovanni Bisignani di Kuala Lumpur, Senin (8/6).
    
Ia mengemukakan revisi proyeksi kerugian industri penerbangan dunia itu pada pertemuan tahunan IATA ke-65 di Kuala Lumpur, 7-9 Juni 2008 yang dihadiri 500 pemimpin perusahaan penerbangan dunia.
    
Tidak ada peristiwa yang menonjol yang menyebabkan ekonomi dunia kini lesu, tapi industri penerbangan mengalami guncangan hebat. Dibandingkan dengan peristiwa 11 September tatkala bisnis industri penerbangan jatuh hingga tujuh persen. Perlu tiga tahun untuk pemulihan.
    
Namun saat ini, penerbangan dunia menghadapi kemerosotan hingga 15 persen. Hilangnya pendapatan 80 miliar dollar AS di tengah krisis ekonomi global. 
    
Masa depan penerbangan dunia sangat tergantung dari kerja sama antara mitra industri penerbangan, pemerintah dan industri penerbangan sendiri.
    
PM Malaysia Najib Tun Razak mengatakan pemerintah Malaysia telah memberikan rangsangan kepada dunia penerbangan negaranya. Yakni memberikan diskon 50 persen untuk biaya pendaratan di KLIA selama dua tahun mulai April 2009. Penerbangan akan menikmati keuntungan sekitar 200 juta ringgit (Rp 570 miliar).
    
Giovanni mengatakan resesi ekonomi saat ini paling berdampak buruk bagi industri penerbangan. IATA terpaksa merevisi proyeksi pendapatan sebesar 15 persen dari 528 miliar dollar AS pada tahun 2008 menjadi 448 miliar dollar 2009.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com