JAKARTA, KOMPAS.com — Menurut Max Sopacua dari Tim Kampanye Nasional Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono, realisasi, tindak lanjut, dan pengawasan pemanfaatan anggaran pendidikan minimal 20 persen dianggap sebagai langkah awal perbaikan mutu pendidikan secara menyeluruh.
Hal tersebut dikemukakan oleh Max sebagai salah satu dari para anggota tim kampanye ketiga pasang capres-cawapres yang menyampaikan solusi permasalahan pendidikan kepada Harian Kompas, Senin (8/6) di Jakarta.
Max menambahkan bahwa sistem pendidikan yang sudah ditetapkan dan dijalankan saat ini akan dilanjutkan tanpa bongkar pasang dan perubahan yang mengorbankan murid.
”Kuncinya adalah good governance. Perlu tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih. Dengan demikian, anggaran pendidikan yang besar bisa berdampak banyak, tidak hanya pada biaya pendidikan yang lebih murah,” ujar Max, yang juga menjadi Ketua DPP Bidang Pendidikan, Pemuda, Komunikasi, dan Informatika di Jakarta.
Max mengakui, biaya pendidikan, terutama pendidikan tinggi, memang mahal dan ini akan dirintis untuk terus diturunkan dengan pemanfaatan alokasi anggaran pendidikan minimal 20 persen. ”Selama ini banyak anggaran yang bocor di pusat dan di daerah sehingga alokasi untuk pendidikan tidak maksimal,” ujarnya.
Mengenai mutu pendidikan, Max mengemukakan, prestasi pelajar Indonesia tidak kalah dari pelajar negara maju. Masalahnya memang prestasi itu masih belum merata.
Untuk menjaga kesinambungan pembangunan di bidang pendidikan, SBY-Boediono memastikan tidak akan ada perubahan sistem pendidikan secara prinsip lima tahun ke depan yang bisa merugikan peserta didik.
”Kami sadar, jika perubahan dilakukan setiap ganti menteri, peserta didik yang paling menjadi korban,” ujarnya. (IDR/INU/MAM)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.