Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buka Tutup SMK Itu Lumrah Lho...

Kompas.com - 16/06/2009, 09:01 WIB

TANGERANG, KOMPAS.com - Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dituntut responsif menyikapi perubahan zaman dan kebutuhan dunia kerja. Buka-tutup program studi menjadi hal lumrah, seperti terjadi di SMK-SMK di Kota Tangerang.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMKN 2 Kota Tangerang Sunaryanto, Senin (15/6), membenarkan hal tersebut, bahwa SMK mesti tanggap merespons dinamika masyarakat, yaitu tren kebutuhan pasar kerja. Sunaryanto mencontohkan, SMKN 2 awalnya fokus di bidang pertanian, tetapi beberapa tahun terakhir memperluas bidang keilmuan.

"Sejak tahun 1999-2000 muncul proram re-engineering di pemerintah, kami melikuidasi program mekanisasi pertanian. Jurusan baru, Teknik Mekanika Otomotif, dibuka,” ucapnya. Tahun-tahun berikutnya muncul jurusan baru di SMK yang berdiri tahun 1975 ini, yaitu Analis Kimia.

”Kalau di pertanian terus kan ada jenuhnya, SMK adalah media tenaga kerja, maka harus bisa melihat faktor demand (permintaan) kerja. Sekarang kami lihat bidang otomotif sebetulnya sudah mulai jenuh, perlu ada antisipasi, salah satunya Analisis Kimia ini,” papar Sunaryanto.

Diakuinya, dalam beberapa tahun terakhir minat calon siswa di bidang pertanian terus menurun. Pada 2002-2005, Jurusan Pertanian di salah satu eks Sekolah Tinggi Menengah Pertanian ini sempat tidak dibuka karena tidak ada peminat. ”Pernah, satu kelas hanya diisi tiga orang dari daya tampung 36,” ujarnya.

Namun, dia mengklaim, empat tahun terakhir kondisinya membaik. Tetapi, kondisi itu tidak berlaku bagi eks STM Pertanian lainnya di Tanah Air.

”Beberapa SMK pertanian di daerah lain sudah tutup. Siswa pun lari ke sini. Ada yang dari Lampung, Garut, dan Pandeglang,” katanya.

Guru, ucapnya, mau tak mau dituntut luwes mengikuti perubahan ini. ”Guru harus mau belajar lagi. Yang dulu spesialisasinya di Mekanika Pertanian bisa diarahkan ke Teknik Mekanik Otomotif. Dasarnya sama, aplikasinya yang agak beda,” tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com