Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Mesti Siap Hadapi Teknologi 3D

Kompas.com - 16/06/2009, 14:39 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Mau tidak mau media Indonesia masih berkiblat ke negara barat. Mereka telah telah menyatukan computer graphic dengan live action. Hal tersebut dapat dilihat dalam iklan Levis yang pernah ditayangkan di media televisi kita di mana ada adegan 2 orang berlari menabrak tembok dan menaiki batang pohon dan adegan pelemparan mobil dalam film King Kong saat berada di kota New York Amerika.

Demikian diungkap Profesional 3 Dimensi (3D) Deddy Syamsuddin dalam Seminar 3 Dimensi yang diselenggarakan Majalah Chip di tengah Festival Komputer Indonesia 2009 di Jakarta Convention Center, Minggu (14/6). "Apakah era ini akan masuk ke Indonesia? Satu kata yang bisa saya ucapkan adalah, pasti!" ungkap Deddy.

Untuk itu, lanjutnya, yang mesti dilakukan adalah mempersiapkan sumber daya manusia pixel artist kita. Tugas pixel artist adalah memanipulasi gambar tambahan ke dalam media cetak bergerak, baik itu dari live action plate maupun dari pergerakan animasi. "Sayangnya, sumber daya manusia yang kita punya masih langka. Mengingat kompetensi yang harus dimiliki mereka sangat kompleks," ungkap Deddy.

Untuk itulah, tambahnya, Ainaki asosiasi yang menaungi dunia animasi dan konten Indonesia bekerjasama dengan Departemen Pendidikan Nasional untuk menetapkan standar kompetensi artis pixel. "Tujuannya supaya seorang artis pixel bisa dikatakan siap," tuturnya.

Supaya artis pixel, kata Deddy, dapat berhasil dan bertahan dalam dunia produksi periklanan maka setidaknya ada 5 hal yang mesti dipegang. Pertama, mampu membaca dan mengadaptasi storyboard ke dalam pipeline kerja. "Ini adalah kelemahan pixel artist muda kita. Mereka mengerti gambarnya, tapi bulum tahu apa dulu yang harus dilakukan dari situ, sehingga kerja jadi overtime dan smrawut," katanya.

Kedua, mampu berkomunikasi dengan baik. Dalam hal ini, seorang artis pixel harus mampu berkomunikasi 2 arah dengan produser dan klien. Dari situ kita akan tahu apa yang mereka inginkan, dan mereka juga akan tahu baiknya bagaimana iklan mereka dieksekusi dengan animasi.

Ketiga, mampu menangani semua lini produksi. Ini merupakan bentuk efisiensi di dalam produksi bagi sebuah perusahaan. "Spesialisasi memang perlu, tetapi yang satu ini lebih perlu," ungkapnya.

Keempat, mampu berpikir taktis dan efisien di dalam pipeline kerja. Kelima, mampu menyerap teknologi dengan cepat. "Semakin kita sigap di dalam menyikapi kemajuan teknologi, semakin efisien dan maksimal kualitas yang akan dihasilkan," pungkas Deddy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com