Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas, Jangan Keliru Melihat Bakat Anak!

Kompas.com - 19/06/2009, 19:27 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa pakar pendidikan mengatakan, dua sampai sepuluh persen anak-anak berbakat saat ini cenderung mengalami kesulitan belajar sehingga memerlukan perhatian dan penanganan khusus.

Satu dari beberapa pakar itu adalah Prof.Dr. Conny Semiawan, yang mengatakan hal tersebut dalam peluncuran bukunya bertajuk 'Kreativitas Keberbakatan'. Buku tersebut dibedah bersama-sama pakar lainnya seperti pakar pilsafat Prof.Dr. Toeti Herati Roosseno, pakar pendidikan Prof Dr HAR Tilaar, serta sosiolog Imam B Prasodjo, di Jakarta, Jumat (19/6).

Menurut Conny, kelompok anak-anak berbakat tersebut terdiri dari tiga sub kelompok. Kelompok pertama adalah anak berbakat yang mengalami kesulitan belajar di bidang tertentu. Mereka tidak dikenal sebagai anak berbakat lantaran tertutup oleh rendahnya motivasi belajarnya sendiri.

Kelompok kedua adalah anak berbakat yang tidak pernah diketahui sebagai anak berbakat. Hal itu terjadi karena kemampuan dan ketidakmampuannya saling menutupi. Alhasil, potensi sesungguhnya dari si anak tidak pernah terwujud. Si anak akhirnya dianggap hanya sebagai anak berprestasi biasa.

Sementara itu, kelompok ketiga merupakan kelompok anak berbakat yang kemampuannya tidak teridentifikasi. Akibatnya, si anak tidak mengerti kinerja intelektualnya. Si anak pun merasa tidak pernah terpenuhi kebutuhannya sebagai anak berbakat.

Biasanya, anak berbakat yang tanpa punya prestasi sesuai potensinya kerap berperilaku rendah diri, mereka seringkali bersikap negatif terhadap sekolah atau gurunya, bersikap selalu defensif, suka menyalahkan orang lain, kedewasaan yang tidak matang, serta punya kebiasaan belajar kurang baik," ujarnya.

Sampai akhirnya, lanjut Conny, kondisi si anak akan mencapai tahap under achievement atau menyimpang dari standar prestasi. Hal tersebut tak lain suatu kondisi yang menunjukkan adanya keadaan terpisah antara kognisi dan emosi yang menunjukkan sebuah gangguan sinergi antara rasio dan emosi. Conny menandaskan, kondisi tersebut harus segera ditangani.

"Sehingga sangat diperlukan komunikasi antara orangtua dan sekolah atau gurunya, sehingga memungkinkan munculnya harapan untuk memperbaiki penyimpangan tersebut, si anak berbakat pun bisa menjadi anak yang sukses di sekolah sesuai potensinya di kemudian hari," tambahnya.

Hanya, di sisi lain, beberapa anak berbakat ada pula yang, karena sangat dikagumi dan terlalu sering dipuji, justru cepat mengalami tekanan atau depresi. Pasalnya, kondisi tersebut membuat si anak menjadi sulit untuk bisa mengalami kemajuan jika tiap segala yang dilakukannya tidak mendapatkan pujian. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Angkat Disertasi Strategi Kepemimpinan Digital, Chyta Anindhyta Raih Gelar Doktor Termuda Manajemen Pendidikan

Angkat Disertasi Strategi Kepemimpinan Digital, Chyta Anindhyta Raih Gelar Doktor Termuda Manajemen Pendidikan

Edu
Prodi PPG Pascasarjana UNJ Gelar KMD untuk Perkuat Nasionalisme dan Guru Profesional

Prodi PPG Pascasarjana UNJ Gelar KMD untuk Perkuat Nasionalisme dan Guru Profesional

Edu
Berminat Jadi Kreator Konten atau Influencer, Pengamat: Mesti Cermat Bikin Statement di Medsos

Berminat Jadi Kreator Konten atau Influencer, Pengamat: Mesti Cermat Bikin Statement di Medsos

Edu
Forum Dekan FIP-FIPP LPTK Negeri dan Dirjen GTK Bahas Strategi Penyiapan Guru Unggul

Forum Dekan FIP-FIPP LPTK Negeri dan Dirjen GTK Bahas Strategi Penyiapan Guru Unggul

Edu
Minat Calon Mahasiswa ke PTKIN Rendah, Ini Respon Menag

Minat Calon Mahasiswa ke PTKIN Rendah, Ini Respon Menag

Edu
Daya Tampung dan Aturan Daftar Jalur Zonasi PPDB Bali 2024, Dibuka Hari Ini

Daya Tampung dan Aturan Daftar Jalur Zonasi PPDB Bali 2024, Dibuka Hari Ini

Edu
UGM Masuk Daftar Peringkat 100 Kampus Terbaik Versi THE Impact Rangking 2024

UGM Masuk Daftar Peringkat 100 Kampus Terbaik Versi THE Impact Rangking 2024

Edu
Cara Daftar PPDB Jatim 2024 Tahap 4, Jalur Zonasi Khusus SMA

Cara Daftar PPDB Jatim 2024 Tahap 4, Jalur Zonasi Khusus SMA

Edu
Telkom University Buka Jalur Nilai UTBK, Tanpa Tes dan Ada Beasiswa

Telkom University Buka Jalur Nilai UTBK, Tanpa Tes dan Ada Beasiswa

Edu
Ada Beasiswa LPDP 2024 Bisa Daftar Tanpa TOEFL dan LoA, Ini Jenisnya

Ada Beasiswa LPDP 2024 Bisa Daftar Tanpa TOEFL dan LoA, Ini Jenisnya

Edu
Jadwal Masuk Sekolah SD-SMA Tahun Ajaran 2024-2025 di 20 Provinsi

Jadwal Masuk Sekolah SD-SMA Tahun Ajaran 2024-2025 di 20 Provinsi

Edu
Link KIP Kuliah 2024 Tak Bisa Diakses, Imbas Kena Retas Hacker PDN

Link KIP Kuliah 2024 Tak Bisa Diakses, Imbas Kena Retas Hacker PDN

Edu
Cara Cek Hasil PPDB Jateng 2024, Bisa Lihat Nama Siswa yang Tersingkir

Cara Cek Hasil PPDB Jateng 2024, Bisa Lihat Nama Siswa yang Tersingkir

Edu
Riset PPM Manajemen: Perencanaan Tenaga Kerja Bagian Penting Target Jangka Panjang Perusahaan

Riset PPM Manajemen: Perencanaan Tenaga Kerja Bagian Penting Target Jangka Panjang Perusahaan

Edu
Sosok Nayla, Penerima Beasiswa Indonesia Maju dengan Segudang Prestasi

Sosok Nayla, Penerima Beasiswa Indonesia Maju dengan Segudang Prestasi

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com