Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SMK Kewalahan Layani Calon Pendaftar

Kompas.com - 29/06/2009, 22:21 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com — Sekolah-sekolah menengah kejuruan negeri diserbu calon pendaftar di hari pertama Penerimaan Siswa Baru jalur akademik di Kota Bandung, Senin (29/6). SMK-SMK ini kewalahan melayani melonjaknya calon pendaftar.

Membeludaknya pendaftar ini antara lain terlihat di SMKN 2 Kota Bandung. Di sekolah bidang otomotif ini, sejak pagi, terlihat antrean panjang calon pendaftar. Antrean ini bahkan meluber hingga ke luar arel sekolah.

Karena kewalahan melayani lonjakan pendaftar, panitia setempat pun terpaksa membatasi jumlah pendaftaran. Gerbang pendaftaran di halaman sekolah ditutup menjelang pukul 14.00.

Tidak tega juga melakukan hal ini sebetulnya. Ratusan orangtua yang mau daftar tidak bisa masuk. Namun, kalau kami layani juga repot. Bisa-bisa selesai sampai malam, tutur Sukarna, panitia PSB SMKN 2 Kota Bandung.

Ia menjelaskan, dari sekitar 625 siswa yang berminat dan hadir hendak mendaftar saat itu, hanya 445 di antaranya yang terlayani. Dari jumlah 445 ini pun, hanya separuhnya yang selesai tes fisik dan kesehatan. Tes kesehatan macam ini tidak dilakukan di SMA.

Diakuinya, SMKN 2 kewalahan menyesuaikan membeludaknya pendaftar ini. "Untuk itu, berbeda dengan tahun lalu, hari ini kami tidak pakai sistem kupon. Bisa komplain kalau hari ini mereka yang mendapat kupon tidak bisa terlayani," ucap Sukarna.

Tahun ini, kuota PSB Jalur akademis di SMKN 2 Bandung sekitar 468 orang. Berdasarkan pengalaman di tahun-tahun sebelumnya, pendaftar bisa mencapai 1.500 orang. Berbeda dengan di SMA, di SMK, orangtua tidak lagi berhitung soal peluang, pakai wait and see. Langsung daftar begitu saja. Tidak diterima, ya sudah, ucapnya.

Haryana Effendi (43), orangtua siswa yang mendaftar di SMKN 2 Bandung, terkejut dengan banyaknya pendaftar lainnya di sekolah ini. Namun, ia optimistis anaknya tetap bisa lolos. Mendaftar di SMK, ucapnya, adalah murni keinginan anaknya. Katanya biar mudah dapat kerjaan. Kalau mau sekolah lagi bisa sambil kerja nanti, ucap mantan pegawai swasta yang di-PHK ini menirukan pernyataan anaknya.

Gejala melonjaknya pendaftar di sekolah kejuruan ini juga terlihat di SMKN 8 Kota Bandung. Menurut Kepala SMKN 8 Kota Bandung Dedi Indrayana, hingga kemarin, sudah terjual hampir 1.000 formulir pendaftaran di sekolah ini. Yang sudah lolos tes kesehatan 172 orang, ucapnya.

Menurutnya, minat pendaftar meningkat dua kali lipat dibandingkan hari pertama PSB Akademis di tahun lalu. SMKN 8 membuka kuota penerimaan siswa baru sebanyak 540 orang. Ia mengakui, tingginya minat pendaftar SMK ini menunjukkan citra SMK saat ini semakin membaik di masyarakat.

Melampaui kuota

Kontras dengan di SMK, jumlah pendaftar di SMA-SMA, khususnya yang favorit, hingga kemarin, masih sedikit. Di SMAN 3 Kota Bandung, misalnya, pendaftar untuk kuota dalam kota 24 orang. Sedangkan dari luar kota 20 orang. Jumlah ini telah melampaui kuota maksimum yang ditentukan, yaitu 14 orang.

Siswa yang mendaftar di hari pertama di sekolah ini memiliki nilai sangat tinggi. Rata-rata di atas 38. Paling rendah adalah 36,45. Itu pun hanya seorang.

Di SMAN 5 Kota Bandung, kondisinya tidak jauh berbeda. Yang mendaftar sebanyak 48 orang. Ada beberapa siswa yang punya nilai relatif rendah, misalnya 34, nekat mendaftar. Padahal, tahun lalu, batas nilai minimal diterima di SMAN 5 adalah 36,00.

Menurut Sekretaris PSB SMAN 3 Bandung Rachmat Effendi, mereka yang sudah telanjur mendaftar, tidak bisa mencabut berkas kembali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com