Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SNMPTN Tuntut Perubahan Strategi

Kompas.com - 30/06/2009, 18:29 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com — Sistem persentil yang mulai diperkenalkan di Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun ini menuntut perubahan strategi peserta. Setiap mata ujian mesti diperhatikan, tidak boleh ada yang diabaikan.

Imbauan itu disampaikan Ketua Panitia SNMPTN Lokal Bandung Adang Surahman kepada para peserta SNMPTN yang akan mengikuti ujian pada Rabu (1/7) ini hingga Kamis (2/7). Ujian di SNMPTN di Bandung akan diikuti 25.378 peserta.

Adang mengatakan, sistem persentil menuntut peserta mengerjakan setiap mata uji secara proporsional. Tidak bisa dikosongkan salah satunya seperti tahun lalu. Jangan ada satu mata ujian pun yang diremehkan. Setiap mata uji sangat menentukan, ujar Wakil Rektor Bidang Akademik ITB ini.

Tahun lalu, bisa saja peserta tidak fokus mengerjakan salah satu mata ujian yang tidak disukainya. Asalkan, mata uji lainnya dimaksimalkan. Tahun ini, strategi macam itu tidak bisa lagi dilakukan. Sebab, setiap mata uji dinilai berdasarkan peringkat dalam skala nol sampai 100 sebelum itu dijumlahkan.

Kami ingin mendapatkan siswa yang pintar di segala bidang. Ya, setidaknya, jangan bodoh sekali di salah satu bidang, ucapnya. Meskipun demikian, peserta tetap tidak bisa gegabah di dalam mengerjakan ujian. Serupa tahun lalu, skoring tetap menggunakan pola : plus 4 jika benar, 0 tidak diisi, dan minus 1 apabila salah.

Hal lain yang berbeda, adalah dimasukannya Tes Potensi Akademik (TPA) mulai tahun ini. Tes ini menguji tiga macam kemampuan pribadi peserta, yaitu verbal, kuantitatif, dan penalaran. Ujian ini kan mengenai ilmu kehidupan, dilatih bisa, tetapi dihafalkan tidak. Bimbel jika mengajarkan ini ke siswa, sama saja harus mendidik seumur hidup, ucapnya.

Dalam pembobotan hasil ujian, TPA memiliki bobot yang tidak sedikit. Di program studi nonketerampilan, bobotnya adalah 30 persen, sedangkan yang ada ujian keterampilannya 18 persen. TPA dianggap penting untuk memberikan prediksi mengenai kemampuan siswa mengikuti perkuliahan nanti.

Menurut Sekretaris Panitia SNMPTN Lokal Bandung Asep Gana Suganda, ujian ini akan diikuti 10 tunanetra dan satu tunarungu. Seorang peserta dikabarkan akan mengikuti ujian di ambulans akibat patah tangan. Ujian dilaksanakan di 100 sublokasi yang tersebar di Bandung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com